Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menyampaikan data penting terkait kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkini pada hari ini, Senin (24/7/2023), pukul 10.00 WIB.
Sri Mulyani nantinya akan melaporkan realisasi APBN 2023. Mulai dari defisit, penerimaan baik pajak hingga cukai, belanja negara, hingga kondisi surplus keuangan negara.
Pada laporan APBN semester I/2023 yang Bendahara Negara paparkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tercatat realisasi defisit mencapai 0,71 persen terhadap PDB. Masih jauh dari target pemerintah di angka 2,84 persen.
Sementara realisasi semester I/2023 untuk penerimaan negara telah mencapai 57,2 persen dari target atau mencapai Rp1.407,9 triliun.
Penerimaan tersebut terdiri dari pajak Rp970,2 triliun serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp135,4 triliun. Sedangkan untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp302,1 triliun.
Sepanjang Januari-Juni 2023 pemerintah juga telah merealisasikan belanja sebesar Rp1.255,7 triliun, namun angka tersebut baru 41 persen dari target.
Baca Juga
Sri Mulyani telah mengeluarkan Rp891,6 triliun untuk belanja pemerintah serta transfer ke daerah senilai Rp364,1 triliun.
Ke depannya, Sri Mulyani memperkirakan defisit APBN pada akhir 2023 akan mencapai 2,28 persen, lebih rendah dari target APBN sebesar 2,84 persen.
Sementara itu, keseimbangan primer pada akhir 2023 diperkirakan defisit sebesar Rp 49 triliun, juga lebih rendah dari target APBN yang defisit Rp156,8 triliun.
“Outlook defisit di 2,28 persen dari PDB [pada akhir 2023] dengan defisit keseimbangan primer yang nyaris mendekati balance Rp49 triliun. Di target APBN, keseimbangan primer awal ditargetkan defisit Rp156,8 triliun,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (10/7/2023).