Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ngeri! Sri Mulyani Sebut APBN di Semua Negara Berdarah-darah!

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan APBN di semua negara berdarah-darah akibat pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara di gelaran G20 High Level Tax Symposium on Combating Tax Evasion, Corruption, and Money Laundering, bagian rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting G20 di India./Instagram @smindrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara di gelaran G20 High Level Tax Symposium on Combating Tax Evasion, Corruption, and Money Laundering, bagian rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting G20 di India./Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa APBN di semua negara di dunia mengalami krisis alias berdarah-darah. Meski demikian, dia mengatakan Indonesia termasuk salah satu dari sedikit negara yang berhasil menangani krisis pandemi Covid-19 dengan baik. 

Pada pertemuan ketiga Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di India, Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia menggunakan berbagai instrumen fiskal dan moneter, termasuk menambah defisit guna menangani dampak dari pandemi Covid-19.

“Karena langkah yang baik, ekonomi Indonesia bisa pulih, kita tumbuh di atas 5 persen 6 kuartal berturut-turut dan defisit APBN pada 2022 sudah 2,38 persen. Ini adalah konsolidasi fiskal tercepat,” katanya alam acara Indonesia Data and Economic Conference, Kamis (20/7/2023). 

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, masih banyak negara anggota G20 yang pesimistis terhadap arah pemulihan ekonomi global di tengah tantangan global yang memang masih sangat tinggi.

“Hari ini dunia memang tidak dalam situasi yang mudah, geopolitiknya kompleks, ada perang yang kemudian menimbulkan krisis pangan dan energi. APBN di semua negara juga berdarah-darah,” jelasnya.

Oleh karena itu, ekonomi Indonesia yang berhasil pulih merupakan cerita positif di tengah situasi global saat ini, terutama dengan defisit APBN yang bisa kembali ke tingkat di bawah 3 persen hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun.

“Konsolidasi APBN begitu cepat, tapi ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh di atas 5 persen untuk enam kuartal in a row dan kita sudah di atas PDB sebelum pandemi dan Indonesia sudah masuk lagi ke upper middle income country,” jelasnya.

Adapun, pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 pada 17 dan 18 Juli di India menyoroti berbagai isu prioritas, salah satunya isu kesehatan global pasca pandemi Covid-19.

Sri Mulyani dalam hal ini mendorong negara G20 untuk terus menjaga kolaborasi antara menteri keuangan dan menteri kesehatan agar bisa bersiap siaga dalam penanggulangan pandemi.

Dia menyoroti mobilisasi dana pandemi yang baru mencapai US$1,7 miliar, masih sangat jauh dari target atau kebutuhan dana yang sebesar US$10,5 miliar.

“Kami menyambut penyelesaian call for proposals oleh Pandemic Fund (Dana Pandemi) dan menantikan putaran pertama pendanaan yang akan masuk secara bertahap dalam beberapa bulan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper