Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan pendampingan untuk industri makanan dan minuman (mamin) dalam upaya transformasi digital menuju industri 4.0.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menuturkan pendampingan penerapan industri 4.0 di sektor mamin ini dilakukan dengan mengejar digitalisasi berupa pengoptimalan aplikasi teknologi.
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, lanjutnya, industri mamin merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam penerapan transformasi digital. Langkah strategis ini diyakini menjadikan industri mamin nasional berdaya saing global, karena mengurangi ketergantungan bahan baku impor dan dipacu untuk meningkatkan ekspor.
Di sisi lain, Putu juga menyebutkan langkah ini dtujukan untuk menguatkan fondasi sumber daya manusia di industri.
“Kita harap sertifikasi ini kita punya orang-orang yang kompeten untuk gerakan transformasi industri 4.0 karena journey di perusahaan didampingi ahli-ahli kompeten berikan pengetahuan dan skill,” tutur Putu di kantor Kemenperin, Selasa (18/7/2023).
Putu menyebut, kontribusi sektor mamin pada kuartal I/2023 sebesar 38,61 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan 6,47 persen terhadap PDB nasional. Terlebih pada rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juni lalu, industri mamin menjadi salah satu sektor dengan kinerja yang kinclong.
Baca Juga
Oleh karena itu, menurutnya Kemenperin menyelenggarakan kegiatan pendampingan industri 4.0 guna semakin mendongkrak kinerja industri mamin nasional. Kegiatan pendampingan bisa diawali dengan penyiapan SDM industri yang kompeten untuk melakukan percepatan transformasi digital.
“Tahapan ini meliputi sesi yang berisi penyampaian pengetahuan tentang industri 4.0 dan pembelajaran pembuatan pilot project melalui pelatihan berbasis kompetensi [PBK],” terang Putu.
Kemudian sesi pendalaman yang didampingi oleh tenaga ahli dan instruktur tentang pengetahuan dan penggalian ide implementasi industri 4.0 di perusahaan. Tingkat berikutnya, proses internalisasi dan presentasi pilot project di depan Board of Director (BOD) yang didampingi oleh tenaga ahli dan asesor.