Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) memproyeksikan pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman (mamin) sekitar 7 hingga 10 persen pada tahun ini yang bertepatan dengan tahun politik.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman menuturkan proyeksi pertumbuhan tersebut sama seperti kondisi industri pertumnbuhan mamin sebelum pandemi Covid-19 mendera.
"Tahun depan Pemilu Februari sampai Oktober, harusnya ini aman dan tidak ada masalah, bisa kembali ke normal. Kalau normalnya 7 sampai 10 persen," tutur Adhi saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, angka ini meningkat jika dibandingkan dengan kinerja industri mamin 2021 sebesar 2,54 persen, lalu 2022 sebesar 4,9 persen, juga pada kuartal I/2023 sebesar 5,3 persen.
Lebih lanjut Adhi menjelaskan, pada tahun politik, industri mamin kerap kali menjadi salah satu subsektor industri manufaktur yang menapaki pertumbuhan moncer.
“Pengalaman yang lalu periode politik atau Pemilu ini menjadi berkah juga bagi industri mamin," tambah Adhi.
Baca Juga
Menurut Adhi, dampak positif tahun politik ini bahkan akan mempengaruhi pertumbuhan kinerja industri mamin beberapa bulan sebelum pemilihan umum (Pemilu) digelar atau sebelum pergantian tahun 2024.
Sebelumnya Adhi memproyeksikan pertumbuhan industri mamin pada 2023 akan Capai angka 5 hingga 7 persen, salah satunya didorong oleh adanya agenda politik pada 2024.
Terlebih Adhi menyebut Indonesia mulai pertengahan tahun ini telah lepas dari jerat status pandemi Covid-19 yang sempat berdampak pada kinerja industri mamin.
Dalam catatan Bisnis pada Minggu (29/1/2023) Gapmmi memproyeksikan pertumbuhan kinerja industri mamin tahun ini sebesar 5 persen. Meskipun proyeksi itu kemudian dikoreksi menjadi 7 persen.
Saat itu Adhi menilai, industri ini memang cukup prospektif jika dibandingkan dengan industri lain, di tengah permasalahan pemulihan ekonomi pasca pandemi serta permasalahan pasar ekspor akibat ketidakstabilan kondisi geopolitik.