Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun permintaan jelang Ramadan lesu, Kementerian Perindustrian meyakini industri makanan dan minuman atau mamin bisa memetik pertumbuhan sekitar 5 hingga 7 persen pada tahun ini.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Agro Kemenperin Industri Agro Putu Juli Ardika. Menurutnya, Kemenperin optimistis industri mamin bisa terungkit seiring pemulihan pasar pada tahun ini.
Terlebih lagi, kata Putu, sentimen pertumbuhan industri tercermin dari positifnya subsektor tersebut dalam Indeks Kepercayaan Industri atau IKI. Dalam IKI, skor industri mamin cukup positif yang berarti dalam rentang enam bulan ke depan, bakal terjadi tren ekspansi.
“Pertumbuhannya cukup bagus jadi ekspansi dengan strong. Berarti enam bulan kedepan dari industri mamin itu menyatakan bahwa sangat optimis, sebagian besar ya kemarin itu 76 persen dalam ekspansi,” jelas Putu, pada Selasa (11/4/2023).
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) menilai permintaan produk makanan dan minuman (mamin) melambat pada Ramadan tahun ini. Hal itu berkaca dari kinerja pasar jelang Ramadan yang masih lesu.
“Biasanya dua minggu sebelum puasa sudah tinggi permintaannya, kali ini minggu awal puasa baru mulai tinggi,” kata Adhi saat ditemui usai konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta pada Senin (3/4/2023).
Baca Juga
Terlebih tahun ini ada kebijakan pembatasan berupa pelarangan adanya agenda buka bersama untuk pejabat pemerintahan. Tantangan pasar itupun bakal memangkas proyeksi pertumbuhan industri mamin pada momen Ramadan yang sebelumnya diperkirakan tumbuh 40 persen, menjadi sekitar 30 persen.