Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Industri Mamin Keluhkan Harga Gula Mentah yang Naik Capai US$26 Sen per Pon

Pelaku industri makanan dan minuman (Mamin) mengeluhkan harga gula mentah berjangka kini capai US$26 sen per pon. Harga normal biasanya berkisar di US$19 sen.
Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman di kantor Kementerian Perindustrian pada Rabu (10/5/2023). Pelaku industri makanan dan minuman (Mamin) mengeluhkan harga gula mentah berjangka kini capai US$26 sen per pon. Harga normal biasanya berkisar di US$19 sen.  /Widya Islamiati
Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman di kantor Kementerian Perindustrian pada Rabu (10/5/2023). Pelaku industri makanan dan minuman (Mamin) mengeluhkan harga gula mentah berjangka kini capai US$26 sen per pon. Harga normal biasanya berkisar di US$19 sen. /Widya Islamiati

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (GAPMMI) mengeluhkan harga gula mentah berjangka kini capai US$26 sen per pon.

Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman menuturkan harga normal untuk gula rafinasi menyasar US$19 sen, dengan demikian kini kenaikan harga ini terhitung 36,84 persen.

“Gula ini harganya naik luar biasa. Biasanya raw sugar itu kan US$19 sen, sekarang sudah US$26 sen,” kata Adhi saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Rabu (10/5/2023).

Lebih lanjut Adhi menerangkan, pihaknya harus mengeluarkan kocek hingga Rp10.000 untuk membeli satu kilogram gula rafinasi. Padahal biasanya pihaknya cukup merogoh kocek sekitar Rp6.000-Rp7.000 untuk mendapatkan satu kg gula rafinasi.

“Sekarang US$26 sen berarti mungkin per tonnya sekitar Rp5.000-an, kalau diolah lagi bisa jadi diatas Rp10.000 per kg, itu sudah cukup tinggi. Kalau dulu kan harga gula rafinasi itu kalau US$19 sen itu sekitar Rp 3.000 lebih lalu diolah dan dijual lagi jadi gula rafinasi jadi sekitar Rp6.000-Rp7.000 per kg,” jelas Adhi.

Adhi juga menyebut jarak harga atau gap antara gula rafinasi untuk industri dan gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) sudah semakin dekat, padahal biasanya jaraknya cukup jauh.

“Sekarang harga gula rafinasi sama harga gula konsumsi gap-nya sudah semakin kecil,” tambah Adhi.

Jika kini gula rafinasi dibanderol sekitar Rp10.000 per kg, harga acuan pembelian dan penjualan (HAP) GKP kini sebesar Rp11.500 per kg di tingkat produsen, sementara di tingkat konsumen dibanderol Rp13.500 dan Rp14.500 untuk ritel modern.

HAP untuk gula konsumsi ini didasarkan pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.II/2022.

Adhi menuturkan penyebab kenaikan harga ini salah satunya dikarenakan oleh perubahan iklim. “Ini karena pengaruh climate change dan perkiraan di beberapa negara seperti di Thailand itu panasnya luar biasa. Bahkan saya dengar sampai 50 derajat, India juga,” kata Adhi.

Selain itu Adhi juga menyebut jika kini lahan tertanam tebu mulai menurun dan berdampak pada pasokan, salah satunya lantaran kekeringan yang disebabkan perubahan iklim. Meskipun Adhi tidak memiliki data pasti penurunan lahan tertanam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper