Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan, mengatakan bahwa China akan merugikan dirinya sendiri dengan pembatasan ekspor dua logam yang digunakan dalam industri semikonduktor, telekomunikasi dan kendaraan listrik.
Mengutip Bloomberg, Selasa (17/7/2023), Sullivan dalam wawancaranya dengan CBS's Face the Nation mengatakan bahwa langkah ini dapat merugikan diri sendiri.
"Saya pikir ini adalah langkah yang merugikan diri sendiri karena saya yakin itu hanya akan memperkuat tekad banyak negara lain di dunia untuk mengurangi risiko," jelasnya.
Sullivan mengatakan bahwa dengan kebijakan pembatasan dua logam dari China, maka negara-negara akan didorong untuk menemukan cara dalam mengurangi ketergantungan dan meningkatkan ketahanan rantai pasokan mereka sendiri.
“Termasuk untuk jenis mineral yang dipermasalahkan dalam keputusan khusus ini,” Jelas Sullivan.
Sebagaimana diketahui, China mengatakan bahwa mulai 1 Agustus 2023, logam galium dan germanium beserta dengan senyawa kimianya akan tunduk pada kontrol ekspor yang dimaksudkan untuk melindungi keamanan nasional.
Baca Juga
Pemerintahan Joe Biden juga telah meningkatkan diplomasi untuk memberitahu China bahwa meskipun AS tidak berniat untuk memisahkan diri dari perdagangan China, AS akan mempertahankan apa yang dipandang sebagai kepentingan keamanan nasionalnya.
Pembatasan ekspor China sendiri mengikuti upaya AS untuk membatasi ekspor teknologi pembuatan chip canggih ke China. AS dikatakan juga berencana untuk memblokir penjualan beberapa chip yang digunakan untuk menjalankan program AI.
Sullivan juga sekali lagi mengatakan bahwa AS tidak ingin mengakhiri semua perdagangan dengan China dan upaya yang dilakukan didorong oleh pertimbangan keamanan nasional.
"Itulah yang akan terus kami lakukan dan tentu saja China harus membuat keputusan sendiri," jelas Sullivan.