Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dalam pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 sempat membahas mengenai perlambatan ekonomi China.
Ketika ditanya mengenai bukti perlambatan pemulihan ekonomi China, Menkeu AS tersebut menjawab bahwa topik tersebut muncul selama kunjungannya ke Beijing pada 6-9 Juli 2023.
“China adalah importir yang sangat besar dari banyak negara di seluruh dunia. Jadi, ketika pertumbuhan China melambat, itu berdampak pada banyak negara, dan kami melihatnya,” jelas Yellen sesuai dengan pemberitaan Bloomberg yang dikutip Senin (17/7/2023).
Yellen juga mengatakan bahwa dia berdiskusi dengan para pejabat Beijing dalam bagaimana mereka berencana untuk mengatasi kelemahan ekonomi China.
Menurut pandangannya, Yellen berpikir bahwa China sangat ingin atau setidaknya mengkomunikasikan bahwa lingkungan bisnis di negeri tirai bambu tersebut terbuka dan ramah.
Yellen kemudian juga menyampaikan konsistensi AS, bahwa tindakan negeri Paman Sam dalam memberlakukan kontrol ekspor dan pembatasan investasi di China didorong oleh pertimbangan keamanan nasional, bukan untuk memutus hubungan dengan China.
“Ada banyak bidang di mana kita memiliki perdagangan dan investasi yang sama sekali tidak kontroversial dan menguntungkan kedua belah pihak,” jelasnya.
Yellen juga mengangkat kebijakan AS, di mana menjadi upaya untuk membentuk kembali rantai pasokan global untuk mengurangi ketergantungan yang berlebihan dengan China. Yellen menyebut India sebagai mitra yang sangat diperlukan di bidang tersebut.