Bisnis.com, JAKARTA — Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengajukan harga indeks pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis bioetanol.
Usulan itu disampaikan di tengah pembahasan kerja sama holding perkebunan pelat merah dengan PT Pertamina (Persero) untuk segera menjalankan uji coba pasar atau market trial untuk produk bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 5 persen (E5) akhir Juni 2023.
CEO subholding perkebunan tebu PTPN, Sugar Co Aris Toharisman mengatakan HIP yang diajukan itu relatif dapat memenuhi aspek keekonomian produksi bioetanol di tingkat produsen. Kendati demikian, usulan itu masih dimatangkan kedua perusahaan milik negara tersebut.
“Kami masih menunggu kebijakan dari pengguna bioetanol fuel grade tersebut, kalau HIP tadi bisa diterima kami bisa segera action,” kata Aris kepada Bisnis.com, Senin (19/6/2023).
Adapun, HIP yang diajukan oleh PTPN III untuk produk BBM bioetanol tersebut berada di kisaran Rp13.500 per liter.
Rencanannya dalam waktu dekat, PTPN III bakal menandatangani nota kesepahaman atau MoU bersama dengan Pertamina berkaitan dengan program bauran bensin dengan turunan tetes tebu tersebut.
Baca Juga
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan perseroannya bakal mencoba melakukan sejumlah penyesuaian bauran E5 pada setiap jenis bensin untuk mendapat tingkat keekonomian yang sesuai di sisi hulu dan hilir.
“Untuk harganya tentu akan sangat kompetitif dengan BBM di kelasnya,” kata Irto saat dikonfirmasi, Senin (19/6/2023).
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan uji coba pasar itu dilakukan untuk mengukur kesiapan industri hulu hingga hilir sebelum kebijakan bauran bioetanol berbasis tebu untuk bensin itu efektif.
“Rencananya market trial dulu oleh Pertamina dan saat ini masih dibahas dengan pertamina bersama stakeholder terkait termasuk besaran volumenya,” kata Dadan saat dihubungi, Minggu (21/5/2023).
Dadan menerangkan selama masa uji coba pasar itu, disparitas harga yang mungkin muncul dari harga bensin non subsidi dengan harga indeks pasar (HIP) bioetanol tidak bakal dibantu pemerintah.
“Jadi sifatnya masih market trial dan diharapkan tidak ada alokasi subsidi,” kata dia.