Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Bioetanol, Kementerian ESDM Upaya Genjot Pasokan Bahan Baku

Kementerian ESDM berupaya menstimulasi produksi bioetanol agar bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Truk Scania berbahan bakar bioethanol. /Volskwagen
Truk Scania berbahan bakar bioethanol. /Volskwagen

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya meningkatkan torehan produksi bioetanol fuel grade sebagai bahan bakar nabati (BBN) pendamping Pertamax. 

Beberapa tahun terakhir torehan produksi bioetanol fuel grade domestik makin susut di tengah pasokan tetes tebu atau molase sebagai bahan baku yang makin turun. Apalagi, bahan baku itu juga ikut diperebutkan untuk industri lain di luar industri bioetanol. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menuturkan torehan produksi bioetanol fuel grade belakangan berada di kisaran 40.000 kiloliter (kl) per tahun. Padahal kapasitas produksi bioetanol di beberapa pabrik utama yang tersebar di Provinsi Jawa Timur mencapai 100.000 killoliter (kl) setiap tahunnya. 

“Beda dengan sawit, kalau ini kan bersifat terbatas itu molase dari pabrik gula dan dipakai juga untuk industri lain jadi kita cuma bisa di angka itu, makanya sekarang ada Perpres supaya target 1,2 juta kl bisa tercapai,” kata Dadan saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/6/2023).

Adapun kapasitas produksi 100.000 kl itu berasal dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan kemampuan 30.000 kl. Enero merupakan anak perusahaan PTPN X dan memiliki pabrik di Mojokerto.

Kelahiran Enero didasari oleh kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang pada 2020. Pabrik Enero diluncurkan pada pertengahan Juni 2013, dengan investasi Rp300 miliar, termasuk dari investor Jepang.

Selain Enero, PTPN XI  juga memiliki pabrik dengan kapasitas 7.000 kl per tahun. Di samping itu, dua perusahaan swasta juga memproduksi bioetanol sejak 2017, yakni PT Malindo Raya berkapasitas 51.000 kl per tahun, dan PT Etanol Ceria Abadi berkapasitas 12.000 kl per tahun.

“Kita sekarang ini mau menambah, kalau nambah tidak bersinggungan dengan yang gula, sekarang yang 40.000 kiloliter itu produksi terus jadi sudah tidak bersinggungan, sudah ada titik keseimbangan, industri butuh sekian dan bioetanol sekian,” tuturnya.

Kementerian ESDM bakal memulai uji coba pasar atau market trial untuk produk bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 5 persen (E5) akhir Juni 2023. 

Dadan menerangkan selama masa uji coba pasar itu, disparitas harga yang mungkin muncul dari harga bensin non subsidi dengan harga indeks pasar (HIP) bioetanol tidak bakal dibantu pemerintah. 

“Jadi sifatnya masih market trial dan diharapkan tidak ada alokasi subsidi,” kata dia. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati atau biofuel dapat menyentuh kapasitas minimal 1,2 juta kiloliter (KL) pada 2030. 

Target itu tertuang dalam peta jalan yang menjadi amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) yang diteken 16 Juni 2023 lalu.  

Jokowi meminta kementerian teknis dan badan usaha terkait untuk meningkatkan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektar melalui perbaikan praktik agrikultur serta penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektar yang bersumber dari lahan perkebunanan, lahan tebu rakyat dan lahan kawasan hutan.  

Selain itu, Jokowi juga menargetkan terjadinya peningkatan efisiensi, utilisasi dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper