Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah gangguan pada pesawat yang mengakibatkan keterlambatan penerbangan selama periode mudik Lebaran lalu disebabkan oleh masalah ketersediaan suku cadang pesawat secara global.
Program sosialisasi kepada para penumpang terkait potensi gangguan dalam sebuah penerbangan perlu dilakukan guna mengurangi rasa paranoid yang dapat menambah waktu keterlambatan pesawat.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman mengatakan masalah keterlambatan pesawat tidak mungkin dibuat hingga mencapai 0 persen.
Dia mengatakan, delay pesawat masih dapat terjadi asalkan tidak termasuk dalam kategori yang berat di atas 3 jam. Selain itu, keterlambatan pesawat di atas 1 jam yang terjadi di Indonesia juga terbilang sedikit.
Menurut Gerry, kebanyakan dari delay yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh masalah teknis seiring dengan rantai pasok (supply chain) suku cadang pesawat yang masih terkendala. Gerry menuturkan, masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tettapi di seluruh dunia,
“Meskipun membaik, tetapi tetap akan menjadi pekerjaan rumah industri baik di Indonesia maupun dunia hingga 1-2 tahun kedepan,” jelas Gerry saat dihubungi, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga
Adapun, akibat dari masalah rantai pasok suku cadang pesawat ini berujung pada sejumlah gangguan seperti yang terjadi pada Super Air Jet dan Batik Air beberapa waktu lalu. Namun, dia menyebutkan maskapai lain seperti Citilink dan Garuda Indonesia juga menghadapi masalah serupa meskipun tidak menjadi viral.
Gerry mengatakan para maskapai tersebut terus memastikan pesawat yang akan diterbangkan aman dan laik terbang.
Di sisi lain, dia juga menyoroti aksi beberapa penumpang yang tidak mau menerima informasi mengenai status kelaikudaraan pesawat ketika ada masalah. Hal ini amat disayangkan karena justru akan menambah waktu delay bagi maskapai dan penumpang lainnya.
Menurut Gerry, perlu ada sosialisasi khusus kepada para pengguna jasa penerbangan terkait gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada sebuah pesawat akibat masalah suku cadang tersebut.
Dia mencontohkan, sosialisasi terkait hal seperti pengembunan AC yang tebal, asap dari dari start mesin menggunakan Ground Turbine Cart, dan suara-suara pesawat lainnya dapat dilakukan agar mengurangi disrupsi layanan dari penumpang-penumpang yang paranoid atau takut.
“Sementara itu, pemerintah harus terus memonitor memastikan bahwa dalam kondisi global yang terkendala suku cadang ini, setiap maskapai terus melakukan upaya terbaik dalam menjaga kelaikudaraan pesawat serta jadwal penerbangan,” pungkasnya.