Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat Inflasi Inggris masih menyentuh level dua digit pada Maret 2023. Data ini diperkirakan memperkuat kemungkinan Bank of England (BoE) melanjutkan kenaikan suku bunga acuan.
Data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) pada Rabu (19/4/2023) mencatat Indeks Harga Konsumen Inggris (IHK) naik 10,1 persen (year-on-year/yoy), turun sedikit dari bulan Februari yakni 10,4 persen (yoy). Persentase inflasi di bulan Maret ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yang sebesar 9,8 persen.
Dikutip dari pemberitaan Bloomberg, Kantor Statistik menyatakan IHK naik dari tahun lalu didorong oleh kenaikan harga pangan tertinggi dalam lebih dari empat dekade. Angka tersebut memberikan tekanan pada BoE untuk melanjutkan siklus kenaikan suku bunga acuan.
BoE yang dipimpin Gubernur Andrew Bailey sendiri telah mengisyaratkan kemungkinan jeda jika tekanan inflasi mereda. Namun, data hari ini menunjukkan bahwa harga di Inggris memiliki lebih banyak momentum daripada di AS atau zona euro.
Kepala ekonom di Institute of Directors Kitty Ussher menanggapi bahwa pekerjaan BoE masih belum selesai.
"Untuk mengatasi masalah mendasar, Komite Kebijakan Moneter (MPC) masih perlu menaikkan suku bunga lagi saat bertemu dalam waktu beberapa minggu." tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, terlihat bahwa poundsterling melonjak terhadap euro lebih dari 1 persen setelah rilis data inflasi. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor dua dan lima tahun juga naik lebih dari 5 basis poin.
Sementara itu, inflasi di sektor jasa tetap berada di 6,6 persen. Harga makanan dan minuman non-alkohol melonjak 19,1 persen, tertinggi sejak 1977. Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) mengatakan bahwa kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga roti, minuman panas, cokelat, dan kembang gula.
Selain itu, inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi stabil di 6,2 persen, dan pertumbuhan harga jasa juga tetap stabil di 6,6 persen. Dua indikator inflasi yang mendasari diawasi dengan ketat oleh pembuat kebijakan BoE dengan layanan yang dilihat sebagai proksi tekanan upah dalam perekonomian.
“Pendorong utama penurunan adalah harga bahan bakar motor dan biaya minyak pemanas, keduanya turun setelah kenaikan tajam pada waktu yang sama tahun lalu,” kata Kepala Ekonom ONS Grant Fitzner, dikutip dari Bloomberg.
Walaupun terdapat penurunan dalam dua sektor tersebut, Fitzner menjelaskan bahwa sebagian masih diimbangi oleh biaya makanan yang naik tajam, dengan inflasi harga roti dan sereal pada rekor tertinggi.
Menteri Keuangan Jeremy Hunt juga menjelaskan bahwa angka tersebut menegaskan kembali mengapa perlu melanjutkan upaya untuk menurunkan inflasi, sehingga dapat mengurangi tekanan pada keluarga dan bisnis.
BoE kini sedang mempertimbangkan apakah dapat menghentikan siklus pengetatan kebijakan moneternya dengan ekspektasi inflasi akan turun tajam di sisa tahun ini.
Namun, para pejabat bank sentral menghadapi tugas mengimbangi setelah pertumbuhan gaji yang masih kuat, menambah kekhawatiran inflasi inggris akan terus berlanjut.
Penghasilan yang tidak termasuk bonus naik 6,6 persen dalam tiga bulan hingga Februari meskipun tingkat pengangguran naik dan lowongan pekerjaan menurun.
Analis pasar global JP Morgan Asset Management Hugh Gimber mengatakan bahwa sangat mungkin saat ini BoE akan mendorong kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
"Bank of England masih jauh dari merasa nyaman bahwa tekanan harga berada di bawah kendali." Tutur Gimber seperti dikutip Bloomberg.
Sebagaimana diketahui, momentum laju inflasi di Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan harga di AS dan Eropa, di mana IHK telah turun selama berbulan-bulan. Di AS, inflasi mencapai 5 persen pada bulan Maret, terendah dalam hampir dua tahun terakhir.
Selain itu, diketahui juga bahwa di zona euro, IHK bulan lalu turun menjadi 6,9 persen, level terendah sejak Februari 2022.