Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada Februari 2023 mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan nilai tersebut turun sebesar 4,15 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), namun tidak sedalam penurunan pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,31 persen.
“Nilai ekspor kembali melambat secara bulanan pada Februari 2023 tapi tidak sedalam bulan sebelumnya. Pada Januari 2023 ekspor total turun 6,31 persen terhadap Desember 2022,” katanya dalan konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Habibullah menjelaskan, eskpor migas secara bulanan turun sebesar 20,26 persen mtm, sedangkan ekspor nonmigas tutun sebesar 3 persen mtm.
Penurunan nonmigas disebabkan terutama oleh penurunan ekspor pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 6,51 persen, komoditas logam mulia dan perhiasan permata sebesar 30,07 persen, serta bijih logam terak dan abu 29,86 persen.
“Demikian juga komoditas alas kaki yang turun 13,78 persen, serta mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya turun 11,93 persen,” jelasnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Habibullah mengatakan penurunan ekspor migas disebabkan oleh penurunan nilai hasil minyak sebesar 43,87 persen dan nilai gas yang turun sebesar 14,78 persen mtm.
Secara tahunan, Habibullah mengatakan nilai ekspor pada Februari 2023 masih tumbuh positif sebesar 4,51 persen (year-on-year/yoy).
Jika dirincikan, ekspor migas masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi sebesar 19,27 persen yoy dan ekspor nonmigas tumbuh sebesar 3,76 persen yoy.