Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja perdagangan Indonesia-Bulgaria sepanjang tahun lalu cukup apik menyusul lompatan perfoma ekspor Bumi Pertiwi yang meroket hingga 749,7% menjadi US$274,6 juta.
Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, merangkap Albania dan Makedonia Utara, Iwan Bogananta mengungkapkan catatan ekspor tersebut berdasarkan data yang dirilis oleh National Statistical Institute Bulgaria.
Bahkan, jika merujuk pada Satu Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) kinerja ekspor Indonesia ke Bulgaria tercatat sebanyak US$314,3 juta. Capaian tersebut meroket 689,9% dari US$39,8 juta pada 2021.
Satu Data Kemendag mencatat nilai perdagangan kedua negara mencapai US$434,4 juta. Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus US$194,3 juta.
Iwan mengungkapkan nilai perdagangan berjalan paralel, selaras dengan upaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia melalui pembangunan kepercayaan pelaku usaha dan investor potensial.
"Di masa pandemi, dalam rangka pemulihan ekonomi, kami secara terus menerus melakukan fasilitasi terhadap para pelaku usaha Indonesia dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sampai dengan major companies dalam rangka peningkatan ekspor ke Bulgaria," katanya saat ditemui Bisnis.com di Jakarta Selatan, Jumat (10/3).
Baca Juga
Dia menilai terdapat beberapa produk yang dapat dioptimalisasi guna menjaga performa apik ekspor Indonesia ke salah satu pasar nontradisional ini a.l minyak sawit mentah dan turunannya, kertas, tekstil, ban dan karet, serta kopi.
Iwan memandang Bulgaria harus dilihat sebagai hub untuk pasar Eropa menyusul lokasinya yang strategis berada di dekat Laut Hitam (Black Sea).
Oleh karena itu, KBRI Sofia berupaya keras menjadikan Bulgaria dan Albania dengan pelabuhan yang mereka miliki sebagai hub perdagangan alias pintu masuk produk Bumi Pertiwi.
Khusus soal minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), Iwan mengungkapkan bahwa saat ini ada perusahaan Indonesia yang tengah menjajaki peluang untuk membangun terminal penyimpanan (storage tank) komoditas itu di Bulgaria.
Dia meyakini apabila proyek tersebut berjalan dengan lancar maka performa ekspor CPO Indonesia ke Bulgaria dapat meningkat ke depannya. Sayangnya, Iwan enggan menyebut perusahaan yang saat ini tengah melakukan penjajakan tersebut.
"Dengan adanya ini [storage tank], maka secara volume akan ada peningkatan," imbuhnya.
Selain sawit, imbuhnya, tahun ini ekspor Indonesia ke Bulgaria juga akan mengandalkan produk turunan kelapa menyusul kerja sama perusahaan kedua negara yang telah dilakukan pada tahun lalu.
Dalam catatan Bisnis.com, perusahaan asal Indonesia PT Sasa Inti Indonesia telah melakukan ekspor perdana produk tepung kelapa atau high fat dessicated coconut dari Indonesia ke Bulgaria.
Pengiriman tersebut terlaksana melalui PT Sasa Inti Indonesia untuk partner bisnisnya bi Bulgaria, P.I.C.Co. Ltd.
"Dasar dari transaksi ini merupakan aplikasi atas pengembangan konsep menjadikan Bulgaria sebagai hub dagang untuk produk Indonesia sebagai pintu masuk alternatif ke pasar Bulgaria, Eropa dan Balkan," kata Iwan kala itu.
Saat ekspor perdana itu, CEO P.I.C. Co. Ltd. Kiril Ivanov, menyampaikan bahwa bahan mentah seperti high fat dessicated coconut memiliki nilai tinggi.
Dia mengungkapkan nantinya produk tersebut akan digunakan oleh grup perusahaannya dalam memproduksi makanan jadi seperti biskuit, pasteri dan sejenisnya.
"Produk ini akan disuplai ke pabrik makanan yang tersebar di Negeri Balkan seperti Makedonia Utara, Serbia, dan Albania. Kami menargetkan total transaksi pada 2022 bisa mencapai US$1,5 juta," kata Kiril Ivanov.