Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecolongan Ekspansi Pasar Global, HIMKI Minta Pemerintah Perketat Jalur Impor Furnitur

HIMKI meminta pemerintah memperketat jalur masuk produk furnitur luar untuk dipasarkan di Indonesia.
Statistics Canada mencatat bahwa pada 2020 ekspor furniture Indonesia ke Kanada meningkat sekitar 21,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. /kemlu.go.id
Statistics Canada mencatat bahwa pada 2020 ekspor furniture Indonesia ke Kanada meningkat sekitar 21,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. /kemlu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meminta pemerintah untuk memperketat jalur masuk produk furnitur luar untuk dipasarkan di Indonesia.

Hal ini diutarakan oleh Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur. Menurutnya, hal ini bisa dilakukan dengan cara memindahkan pelabuhan jalur barang impor masuk ke pulau yang jauh dari pusat negara.

Abdul menyebutkan usulan ini demi memperkuat pasar dalam negeri untuk industri furnitur lokal, lantaran Indonesia tidak bisa melarang barang dari negara lain untuk masuk ke Indonesia.

“Kalau melarang negara yang kuat masuk ke sini kan susah di WTO [World Trade Organization], tapi paling tidak pemerintah bisa mengatur pelabuhannya yang jauh gitu ya di Papua misalnya,” kata Abdul dalam acara penutupan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) pada Minggu (12/3/2023).

Dengan demikian, menurut Abdul, negara pengimpor akan berpikir dua kali untuk mengimpor barang ke Indonesia, salah satunya produk furnitur. Abdul menyebut, hal ini merupakan hak Indonesia sebagai negara penerima.

Hal ini dilakukan lantaran, Indonesia sudah kecolongan start untuk berkompentisi di pasar global, sehingga perlu mempertahankan pasar dalam negeri.

“Kalau nanti kita agak sulit bertempur di luar, pasar dalam negerinya jangan kalah juga ya,” tambah Abdul. 

Salah satu negara bidikan Indonesia untuk menjadi pasar industri furnitur selanjutnya adalah negara-negara di Timur Tengah. Abdul menyebut, negara-negara yang memiliki industri furnitur kuat seperti China justru telah sampai lebih dulu disana.

"Sebelum kita ngomong mereka udah di sana, bahkan sudah punya pusat perbelanjaan di tengah gurun pasir buat ini," kata Abdul.

Pusat perbelanjaan yang dimaksudkan Abdul adalah pusat perbelanjaan yang khusus menjajakan produk-produk furnitur besutan China di Dubai bernama Dragon Mart yang memiliki panjang 1,2 kilometer.

Dragon Mart ini, terletak di pinggiran kota Dubai yang disebutkan sebagai pusat perdagangan ritel China terbesar di luar China daratan.

Abdul juga menyebut, bahkan negara-negara yang memiliki industri furnitur kuat seperti China ini juga sudah berhasil memasuki pasar Asia Selatan, termasuk India yang kini sedang diincar oleh industri furnitur Indonesia.

"India pun juga sama, baru kita bicara, mereka sudah masuk ke sana lebih dulu," kata Abdul.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, HIMKI memandang pasar di negara-negara di Timur Tengah bisa menjadi pasar baru industri furnitur yang sangat potensial.

Selain itu, imbas dari penurunan permintaan ekspor akibat ketidakstabilan kondisi ekonomi negara tujuan ekspor, HIMKI membidik India dan Timur Tengah untuk jadi emerging market industri furnitur lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper