Bisnis.com, JAKARTA - Gelaran Indonesia International Furniture Expo digadang-gadang akan menumbuhkan kinerja ekspor industri furnitur Indonesia, bahkan transaksi dalam pameran ini diperkirakan akan mencapai US$200 juta.
Hal ini diutarakan oleh Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur. Menurutnya, pihaknya yakin pameran ini bisa menorehkan hasil penjualan senilai US$200 juta atau setara dengan Rp3 triliun (dengan kurs 15.451).
“Pada IFEX pameran ini nantinya diperkirakan akan terjadi transaksi on the spot sebesar US$200 juta,” kata Abdul kepada Bisnis baru-baru ini.
Jumlah tersebut, masih belum ditambah dengan angka yang dibidik oleh HIMKI untuk transaksi follow up atau transaksi usai pameran ini berlangsung. Dalam hal ini, HIMKI membidik transaksi follow up sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp7,7 triliun.
Dengan demikian, menurut Abdul, IFEX akan mencatatkan nilai transaksi sebesar US$700 juta atau sebesar Rp10,8 triliun. Hal ini, jelasnya, setara dengan 25 persen dari total kinerja ekspor industri furnitur dan kerajinan tahun ini.
“Transaksi penjualan senilai US$700 juta atau akan berkontribusi sekitar 25 persen dari total ekspor furnitur dan kerajinan tahun 2023,” tambah Abdul.
Baca Juga
Hal ini menjadi angin segar bagi industri ini, sebab industri ini tercatat sebagai subsektor industri manufaktur yang masih berada pada level kontraksi merujuk indeks kepercayaan industri (IKI) industri manufaktur pada bulan Januari dan Februari tahun ini.
Hal ini juga diakui oleh Abdul Sobur, pihaknya memang memprediksi industri furnitur belum bisa menggeliat pada kuartal I/2023, baru akan menjajaki pertumbuhan setelah kuartal II/2023 ini.
IFEX sendiri, digelar pada 9 hingga 12 Maret di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Jakarta dengan luas lahan 60.000 sqm. Abdul menyebut, sebanyak 500 exhibitor berkonstribusi di pameran ini, dengan target pengunjung ataupun pembeli mencapai 12.000 orang.
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, HIMKI memprediksikan pada tahun ini industri furnitur akan mengalami pertumbuhan 6-8 persen.
Menurut Abdul Sobur, meskipun mengalami penurunan pada kuartal satu tahun ini, geliat industri ini akan menanjak positif pada kuartal kedua. Setelah digelarnya pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) diselenggarakan pada Maret mendatang.
Lantaran hingga kini situasi geopolitik masih ada dalam bayang-bayang perang Rusia-Ukraina, yang akan mempengaruhi situasi ekonomi global tahun ini dan mempengaruhi kinerja ekspor industri ini.