Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di tengah meningkatnya tantangan ekonomi maupun keamanan kawasan.
Hal tersebut terungkap setelah kedua negara menggelar pertemuan bilateral di Tokyo pada Sabtu (23/8/2025) akhir pekan lalu. Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu menjadi kunjungan perdana Lee ke Jepang sejak menjabat sebagai presiden. Dari Tokyo, Lee akan melanjutkan lawatan ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Donald Trump.
“Kami sepakat membangun siklus positif, di mana kemajuan hubungan Korea Selatan dan Jepang akan memperkuat kerja sama trilateral dengan AS,” ujar Lee dalam konferensi pers bersama Ishiba dikutip dari Bloomberg, Senin (25/8/2025).
Keduanya menegaskan komitmen untuk bekerja sama dalam isu denuklirisasi Korea Utara hingga kecerdasan buatan (AI). Mereka juga akan membentuk kerangka konsultatif guna mengatasi berbagai tantangan bersama.
Ishiba menambahkan bahwa Jepang dan Korea Selatan akan menerbitkan pernyataan bersama usai KTT—untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
“Kami sepakat melanjutkan fondasi yang telah dibangun sejauh ini dan terus meningkatkan hubungan berdasarkan kemitraan yang baik antara Jepang dan Korea,” kata Ishiba.
Baca Juga
Kunjungan Lee berlangsung di tengah ketidakpastian mengenai aliansi keamanan di Asia Timur dan arah keterlibatan AS di kawasan. Baik Ishiba maupun Lee—yang sama-sama baru berkuasa kurang dari setahun—berfokus memperkuat hubungan dengan Washington serta mendorong kerja sama trilateral, alih-alih mengungkit isu lama yang kerap memicu gesekan kedua negara.
Lee juga menegaskan tidak akan menarik kembali komitmen yang dibuat pemerintahan sebelumnya, termasuk kesepakatan terkait isu perempuan penghibur (comfort women) dan tenaga kerja paksa. Dalam pidato Hari Pembebasan awal Agustus, Lee bahkan menyebut Jepang sebagai “mitra yang tak tergantikan”.
Langkah ini melanjutkan arah kebijakan para pendahulu mereka, mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan mantan PM Jepang Fumio Kishida, yang berhasil menyingkirkan rivalitas historis dan memperkuat kerja sama trilateral bersama AS di bawah pemerintahan Joe Biden.
Bagi Ishiba, pertemuan sukses dengan Lee akan memperkuat posisinya di internal partai yang sempat dipertanyakan usai kekalahan dalam pemilu terbaru.
Selain isu geopolitik, kedua pemerintah juga sepakat memperluas program working holiday yang memungkinkan warga muda bekerja dan tinggal hingga satu tahun di negara mitra.
Saat ini kuota visa yang diberikan Jepang untuk warga Korea Selatan dibatasi 10.000 per tahun. Menurut laporan surat kabar Asahi, aturan baru berpotensi diberlakukan mulai Oktober mendatang.