Bisnis.com, JAKARTA - Forum Koperasi Indonesia (Forkopi) menyesalkan kasus delapan koperasi gagal bayar seperti Indosurya cs membuat citra koperasi menjadi buruk. Akibatnya pemberitaan yang massif tentang koperasi bermasalah itu, membuat gerakan koperasi sejati justru terhambat.
Ketua Umum Presidium Forkopi Andy Arslan Djunaid mengungkapkan ada beberapa dampak negatif terhadap koperasi dari pemberitaan koperasi yang gagal bayar tersebut, salah satunya terhambatnya perizinan untuk membuka cabang baru. Dia menuturkan, koperasi yang akan berdiri tersebut dalam upaya pembangunan pasar yang anggotanya mencapai 1.400 pedagang.
“Ada jadwal pembukaan cabang baru tanggal 15 [Maret] besok, pembangunan pasar, ada 1.400 pedagang dan kita berikan pinjaman untuk 400 pedagang untuk membeli kios dan lain lain. Akibat pemberitaan ini, akhirnya sulit mengurus izin,” kata Andy dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (27/2/2023).
Dia juga mengatakan, ada juga anggota koperasi yang menarik dananya karena ketakutan akibat pemberitaan media masa soal koperasi gagal bayar.
“Di beberapa koperasi ada info seperti itu. Karena takut rugi,” ucap Andy tanpa merinci lebih lanjut.
Meski demikian, dia menuturkan bagi koperasi-koperasi yang sudah besar, kepercayaan terhadap koperasi masih bisa terjaga. Namun, Andy menyesalkan pernyataan-pernyataan pejabat yang seakan-akan seluruh koperasi seluruhnya buruk.
Baca Juga
“Ada pernyataan Pak Menkopolhukam seperti itu. PPATK juga menyebut angka Rp500 triliun transaksinya. Padahal, keseluruhan koperasi total asetnya saja hanya 127 triliun menurut Pak Deputi Koperasi Zabadi,” ungkap Andy.
Padahal, dia menjelaskan selama ini gerakan koperasilah yang menyasar skala usaha masyarakat kecil yang terhambat masalah permodalan sejak puluhan tahun lalu.
“Kami hadir di pasar, ruang kosong itu supaya pengusaha kecil di bawah tidak terkena jerat rentenir. Itu fungsi koperasi,” ucap Andy.
Selain itu, dia menyatakan anggota Forkopi yang jumlahnya mencapai 2.300 koperasi telah banyak melakukan program yang bermanfaat baik kepada anggotanya atau bukan. Misalnya Koperasi BMI di Tangerang telah membedah rumah 400 anggotanya yang tidak layak huni. Ada juga koperasi yang selalu mengirim bantuan sosial saat bencana di daerah-daerah.
“Di Koperasi Sidogiri juga kita terkagum-kagum juga bisa mewarnai masyarakat pasuruan sana. Ribuan orang bergantung hidup karena di samping KSP, dia punya 200 outlite minimart bernama Basmallah. Koperasi yang minta pinjaman ke perbankan, justru bank-lah yang minta pinjam dana. Ini luar biasa,” ujar Andy yang merupakan Ketua Koperasi Kospin Jasa itu.