Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah di Serpong Paling Diincar Sepanjang 2022, Ini Alasannya

REI mengungkapkan alasan banyak konsumen yang mencari lokasi hunian di Serpong, Tangerang Selatan.
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rumah tapak disebut masih menjadi incaran konsumen yang ingin memiliki properti hunian. Secara umum, kawasan yang memiliki pengembangan paling matang akan menjadi sasaran utama, salah satu yang paling diincar yaitu di wilayah Serpong, Tangerang Selatan. 

Sekretaris Jenderal Real Estat Indonesia (REI), Hari Ganie, mengatakan kawasan Serpong, termasuk BSD City dan kawasan township di sekitarnya seperti Cisauk berkontribusi besar dalam memasok produk di pasar properti di koridor barat Jakarta. 

"Kawasan yang mixed-use, kawasan yang lengkap fasilitasnya, seperti BSD City dan township development yang ada di sekitar Serpong, masih dapat berjualan dengan baik karena pasarnya di sana," kata Hari dalam agenda Sinar Mas Land Talkshow, Rabu (22/2/2023).

Dalam hal ini, Hari menerangkan, pasokan rumah komersial yang mendominasi pasar di kawasan tersebut berada dikisaran Rp500 juta - Rp1 miliar.

"Sudah ada infrastruktur, fasilitas kota sudah terbangun dan sudah terbukti reputasi yang baik. Jadi itu kawasan-kawasan yang paling diminati tahun 2022 kemarin, majority di sana," jelasnya.

Sementara itu, dari catatan REI, secara umum produksi rumah komersial sepanjang tahun 2022 sebanyak 110.996 unit. Adapun, anggota REI berkontribusi sebanyak 84.601 unit atau 76,22 persen.

Lebih lanjut, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), Hermawan Wijaya, mengatakan pihaknya mampu memasarkan 2.500 unit hingga 3.000 unit rumah per tahun. Adapun, saat ini tingkat hunian di BSD City mencapai 500.000 jiwa.

Sementara itu, Hermawan menerangkan capital gain yang diperoleh dari harga awal pemasaran berbeda di setiap produk residensial garapannya. Dia mencontohkan, capital gain di proyek residensial Foresta BSD mengalami kenaikan harga dari Rp2,5 juta - 3 juta per meter menjadi Rp12-13 juta per meter dalam waktu 12 tahun.

"Hukum ekonomi berlaku, ketika supply sedikit dan permintaan meningkat maka harga jual meningkat paling tidak setahun kenaikan menutupi inflasi jadi tanah ini alat untuk meng-hedging dari nilai inflasi," tandasnya. 

Sebelumnya, 
Hermawan mengatakan perusahaan menetapkan target prapenjualan Rp7,7 triliun pada 2022. Target tersebut berhasil dilampaui dengan realisasi prapenjualan menembus Rp8,8 triliun. Pada tahun ini, BSDE menargetkan marketing sales mencapai Rp8,8 triliun.

Target prapenjualan pada 2023 sebagian besar akan dikontribusikan oleh penjualan residensial (landed house) yakni sebesar 65 persen. Kemudian 17 persen berasal dari penjualan komersial (kavling tanah, ruko /rukan, kondominium) dan 18 persen sisanya dari potensi penjualan lahan yang dijual kepada perusahaan patungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper