Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghimpun komitmen investasi awal pengembangan Wilayah Kerja (WK) West Kampar dan Jabung Tengah mencapai US$49,11 juta atau setara dengan Rp734,97 miliar (asumsi kurs Rp14.966 per US$).
Investasi awal itu berasal dari total komitmen pasti 5 tahun pertama yang disetor PT APG Westkampar Indonesia dan PT SPRL West Kampar untuk mendapat hak pengelolaan West Kampar sebesar US$32,56 juta atau setara dengan Rp487,29 miliar.
Blok eksploitasi itu ditaksir memiliki kandungan sumber daya mencapai 130 juta barel minyak (MMBO). Kedua KKKS itu mendapat konsesi hingga 20 tahun lewat skema cost recover dengan split minyak 80/20 dan gas 75/25.
Di sisi lain, PT Cipta Niaga Gemilang dan PT Raharja Energi Sentosa mencatat total komitmen pasti 3 tahun pertama masa eksplorasi WK Jabung Tengah sebesar US$16,55 juta atau setara dengan Rp247,68 miliar.
Blok eksplorasi itu ditaksir memiliki kandungan sumber daya mencapai 200 juta barel minyak ekuivalen (MMboe). Kedua KKKS itu memiliki konsesi 30 tahun dengan skema cost recovery split minyak 70/30 dan gas 60/40.
“Semoga penandatanganan kontrak bagi hasil ini jadi bukti bahwa industri hulu migas di Indonesia masih cukup menarik,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat penandatanganan kontrak di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Baca Juga
Di sisi lain, Tutuka berharap, komitmen kerja awal operator baru kedua blok itu dapat ikut meningkatkan rata-rata produksi migas nasional yang belakangan mengalami penurunan produksi alamiah yang cukup serius.
“Kami berharap melalui kegiatan di WK ini, cadangan dan produksi migas dapat meningkat secara berkelanjutan,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi sektor hulu minyak dan gas (migas) tahun ini dapat menyentuh US$15,54 miliar atau setara dengan Rp234,18 triliun (asumsi kurs Rp15.070 per US$).
Target itu naik 26 persen dari capaian investasi sepanjang 2022 yang berada di kisaran US$12,3 miliar atau setara dengan Rp185,36 triliun. Adapun, patokan investasi itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan investasi hulu migas global di kisaran 6 persen tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target investasi yang terbilang progresif itu berasal dari kumpulan rencana kerja dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang begitu optimistis tahun ini.
Lewat persetujuan work program & budget (WP&B) 2023, KKKS berkomitmen untuk untuk melakukan pengeboran lebih masif mencapai 991 sumur tahun ini. Komitmen itu jauh lebih tinggi dari rencana yang sempat diputuskan pada 2022 yang berada di kisaran 790 sumur.
Di sisi lain, rencana investasi untuk eksplorasi sumur pengembangan dari KKKS juga mengalami kenaikan yang signifikan. KKKS berkomitmen untuk berinvestasi pada kegiatan eksplorasi sebesar US$1,79 miliar pada tahun ini. Komitmen itu relatif tinggi jika dibandingkan dengan rencana investasi eksplorasi pada 2022 yang berada di kisaran US$0,8 miliar.
“Kita lihat komitmen rencana kerja dari para KKKS menunjukan angka drilling yang tinggi dari 790 sumur menjadi 991 sumur, cukup tajam kenaikan penyebarannya,” kata Dwi saat jumpa pers di Kantor SKK Migas, Rabu (18/1/2023)