Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Larangan Ekspor, Kuota Produksi Bauksit Susut?

Rencana produksi bauksit tahun ini disebut-sebut mesti diturunkan untuk mengikuti kapasitas smelter yang tersedia.
Penambangan bauksit di Bintan, Kepulauan Riau./Antara-Niko Panama
Penambangan bauksit di Bintan, Kepulauan Riau./Antara-Niko Panama

Bisnis.com, JAKARTA — Kuota produksi bijih bauksit tahun ini nampaknya bakal dipangkas cukup ketat menyusul kebijakan moratorium ekspor bahan baku utama aluminium itu pada Juni 2023 mendatang.

Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli, kuota produksi bijih bauksit yang dialokasikan pada tahun ini hanya berkisar di angka 35 juta ton. Alokasi itu jauh lebih rendah dari rata-rata produksi yang dialokasikan pada rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) setiap tahunnya di level 50 juta ton sebelum keputusan moratorium ekspor. 

“Rencana produksinya mesti diturunkan mengikuti kemampuan smelter yang tersedia saat ini,” kata Rizal saat dihubungi, Senin (9/1/2023).

Kendati demikian, Rizal menuturkan, sebagian besar perusahaan hulu tambang bauksit belum menerima persetujuan RKAB yang sudah lebih dahulu diserahkan kepada Kementerian ESDM. Biasanya, kata Rizal, RKAB sudah disahkan pada akhir Desember tiap tahunnya untuk menentukan rencana kerja tahun berjalan. 

“Mungkin pemerintah sedang melihat penyelesaian smelternya ada berapa yang bisa selesai di Juni 2023,” kata dia. 

Dia juga menilai pemangkasan kuota produksi lewat instrumen RKAB itu diperkirakan akan ikut menghentikan operasi sejumlah perusahaan hulu yang tidak memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter bijih bauksit selepas akses ekspor ditutup pada pertengahan tahun ini. 

“Perusahaan-perusahaan yang tidak bisa menyelesaikan atau tidak membangun smelter atau refinery dia harus berhenti atau mencari kerja sama dengan perusahaan yang sudah bangun smelter,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor bijih bauksit terhitung Juni tahun 2023. Larangan itu dilakukan untuk mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri. 

"Mulai Juni 2023 pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit," ujar Jokowi, Rabu (21/12/2022). 

Jokowi menegaskan bahwa industrialisasi bauksit di dalam negeri ini akan meningkatkan pendapatan negara dari Rp21 triliun menjadi sekitar Rp62 triliun.

Sementara itu, berdasarkan data milik Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) per Juni 2022, Indonesia baru memiliki tiga smelter bauksit yang terdiri atas dua smelter dengan output smelter grade alumina (SGA) yang dimiliki PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina, serta satu pabrik pemurnian chemical grade alumina (CGA) yang dikembangkan PT Indonesia Chemical Alumina.

Kedua pabrik milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina memiliki kapasitas input bijih bauksit mencapai 12.539.200 ton. Adapun, kedua perusahaan itu dapat memproduksi 4 juta ton olahan bauksit setiap tahunnya. 

Sementara itu, PT Indonesia Chemical Alumina memiliki kapasitas input bijih bauksit sebesar 750.000 ton. Smelter CGA itu menghasilkan olahan bauksit sebesar 300.000 ton. 

Selain itu, terdapat satu smelter pengolahan lanjutan bauksit menjadi aluminium, ingot dan billet yang dioperasikan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum Operating) dengan kapasitas output sebesar 345.000 ton. Rencananya Inalum Operating tengah bakal meningkatkan output produksi turunan alumina sebesar 1 juta ton mendatang. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper