Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi bahwa muatan berangkat dan muatan balik Tol Laut pada 2022 masih mengalami ketimpangan, setidaknya menurut data per Desember 2022.
Berdasarkan data Kemenhub hingga pertengahan Desember 2022, muatan berangkat angkutan Tol Laut di total 33 trayek yang dilayani mencapai 20.000 twenty-foot equivalent per units atau TEUs. Akan tetapi, muatan baliknya baru mencapai 6.600 TEUs.
"Saat ini, kami masih melakukan kalkulasi jumlah muatan untuk dapat memastikan jumlah capaian kinerja tol laut. Sebagai informasi sementara, sampai pertengahan Desember 2022, tercatat sudah mengangkut 20.000 TEUs muatan berangkat dan 6.600 TEUs muatan balik," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha, Kamis (5/1/2023).
Pada tahun ini, Arif menyampaikan bahwa target yang ingin dipenuhi adalah capaian voyage sebagai gambaran pemenuhan transportasi laut untuk pelayanan daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).
Memasuki tahun kedelapan pelaksanaan program, total trayek yang akan dilayani juga ditargetkan bertambah dari 33 trayek menjadi 39 trayek Tol Laut.
Arif pun tak menampik bahwa mengatasi ketimpangan antara muatan berangkat dan balik akan membutuhkan dukungan lintas kementerian/lembaga. Dia menyebut perlunya kolaborasi dan sinergi antara dengan BUMN sekaligus peranan pemerintah daerah.
Baca Juga
"Kami sangat berharap dengan adanya peranan Pemda maka diharapkan dapat meningkatkan muatan balik berupa produk unggulan daerahnya masing-masing sehingga ke depan dapat membantu mengurangi biaya operasional kapal tol laut," tuturnya.
Adapun hari ini program Tol Laut 2023 resmi dibuka dengan melepas pelayaran perdana dengan kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, yakni KM. Kendhaga Nusantara 7. Kapal tersebut akan membawa muatan sebanyak 57 twenty-foot equivalent per units atau TEUs dari Surabaya ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Muatan pada pelayaran perdana kapal Pelni itu sebagian besar berisi bahan pangan seperti, minyak, beras, gula, dan tepung terigu. Muatan akan dibawa menuju Larantuka, Lembata/Lewoleba dan Kalabahi.
Selama 2022, Pelni pun telah melayani produksi muatan Tol Laut di berbagai trayek dengan capaian 14.508 TEUs. Produksi tersebut 115,86 persen di atas target tahun lalu yakni 12.521 TEUs.
Untuk tahun ini, BUMN pelayaran itu menargetkan produksi untuk program Tol Laut oleh perseroan bisa mencapai 15.225 TEUs.
"Target tol laut di Tahun 2023 sebesar 15.225 TEUs atau naik sebesar 21,59 persen dari 2022," jelas Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Yossianis Marciano, Kamis (5/1/2023).