Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Covid-19 di China Jelang Imlek Bikin Pedagang Gigit Jari, Daging Tak Laku?

Analis Guangfa Futures Zhu Di mengungkapkan produksi daging di China menurun jelang imlek, imbas lonjakan Covid-19 baru-baru ini.
Suasana jalanan di kota Beijing China/ Bloomberg
Suasana jalanan di kota Beijing China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan infeksi Covid-19 di seluruh China berdampak pada industri pengepakan daging yang masif di negara itu.

Dampak tersebut menambah tanda-tanda gangguan yang berkembang dari penghapusan pembatasan virus China yang dilakukan dalam semalam.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (28/12/2022), Analis Guangfa Futures Zhu Di mengungkapkan tingkat penyembelihan daging babi telah turun dalam seminggu terakhir, menunjukkan kekurangan tenaga kerja di pabrik daging.

Produsen daging mengatakan kehadiran karyawan dan produksi tidak stabil saat ini karena pekerja terinfeksi dalam waktu bersamaan.

Situasi ini mirip dengan negara lain pada awal pandemi. Pabrik daging masuk dalam titik panas wabah Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan di seluruh Eropa, bahkan sebagian terkena infeksi virus karena kepadatan pekerja yang tinggi ketika berada dalam satu ruang lingkup. Penyebaran virus secara cepat tentu mengancam kesehatan pekerja dan masyarakat luas.

Perbedaan utama saat ini China telah mengambil langkah tegas untuk hidup dengan virus dan tidak berusaha mengendalikan lonjakan infeksi. Banyak pabrik di China akan berusaha keras untuk menjaga mesin yang ada tetap berjalan karena wabah berpotensi mengacaukan produksi daging babi, mobil, hingga iPhone.

Zhu mengatakan bahwa dampak keseluruhan produksi daging akan terbatas dan berumur pendek. Gangguan ini terjadi pada saat konsumsi daging lebih lemah dari yang diperkirakan menjelang Tahun Baru Imlek karena orang-orang mungkin waspada tentang makan di luar dan ingin menghindari pertemuan besar.

Konsultan komoditas Mysteel mengungkapkan rumah potong unggas harus menawarkan pembayaran ekstra kepada karyawan minggu lalu untuk mempertahankan tingkat operasi setelah banyak pekerja mengambil cuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper