Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi ancaman resesi global pada 2023 mendatang. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani dalam Outlook Perekonomian dan Bisnis Apindo 2023 di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Hariyadi mengatakan, Apindo akan membuat perencanaan yang lebih konservatif pada tahun depan. Konservatif yang dimaksud adalah dari sisi penjualan, pengaturan cash flow, hingga rasio utang yang direncanakan secara hati-hati.
“Kalau yang biasanya kita agresif, dalam tahun depan ini kita memang akan melakukan lebih konservatif,” kata Hariyadi, Rabu (21/12/2022).
Selain perencanaan yang lebih konservatif, dia menyebut pelaku usaha akan membuat semua lini usahanya untuk lebih adaptif dan fleksibel. Jangan sampai, dalam persiapan tersebut, para pelaku usaha membuat sesuatu yang rigid.
“Jadi misalnya begini, udah tahu kita akan menghadapi situasi ketidakpastian yang tinggi, tapi kita malah membuat suatu langkah melakukan investasi. Sebenarnya itu kan membuat langkah kita menjadi rigid ya. Itu yang kita hindari seperti itu,” jelasnya.
Perlu diketahui, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam laporannya baru-baru ini memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen untuk tahun depan. IMF bahkan memperkirakan, sebanyak 31 negara terancam masuk ke jurang resesi ekonomi pada 2023 mendatang.
Baca Juga
Sementara itu, Bloomberg melaporkan, potensi Indonesia untuk mengalami resesi hanya 3 persen. Adapun Indonesia masuk ke dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi, dan menempati urutan 14.