Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Sebut Kondisi Global Membaik Tahun Depan, Suku Bunga BI Bisa Lebih Stabil

Apindo menyebut jika kondisi tahun depan cukup kondusif, maka tingkat suku bunga bisa lebih terkendali.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani dan Wakil Ketua Apindo Shinta Kamdani saat konferensi pers di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12/2022). JIBI/Ni Luh Anggela.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani dan Wakil Ketua Apindo Shinta Kamdani saat konferensi pers di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12/2022). JIBI/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, kondisi global akan jauh lebih baik pada tahun depan sehingga suku bunga Bank Indonesia (BI) dapat lebih stabil.

Hal tersebut disampaikan Hariyadi dalam acara Outlook Perekonomian dan Bisnis Apindo 2023 di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

“Kami melihat harusnya di tahun depan itu lebih baik dari sisi kondisi global sehingga suku bunga BI juga akan bisa diturunkan lagi atau lebih stabil,” kata Hariyadi, Rabu (21/12/2022).

Sebagaimana diketahui, kebijakan yang diambil oleh bank sentral di negara maju terutama bank sentral AS, The Fed, menjadi pertimbangan BI dalam menerapkan kebijakan moneternya. Sehingga, lanjut Hariyadi, jika kondisi tahun depan cukup kondusif, maka tingkat suku bunga bisa lebih terkendali.

Lebih lanjut dia menuturkan, negara-negara yang tengah berkonflik tidak akan tahan berlama-lama hidup di tengah konflik lantaran kerugian yang dialami akan semakin besar. Sehingga dia cukup yakin negara-negara tersebut akan berkompromi untuk mencari titik tengah.

“Kami berpendapat akan lebih baik, karena yang namanya orang berperang, kondisi geopolitik juga nggak tahan buat lama-lama. Jadi pasti semua akan rugi juga,” ujarnya.

Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina sejak Februari lalu telah memicu krisis pangan dan energi di sejumlah negara di dunia dan membuat tingkat inflasi di sejumlah negara melonjak naik. Kondisi ini kemudian direspon bank sentral di sejumlah negara, terutama di negara maju, dengan pengetatan kebijakan moneter, yang tentu berdampak terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia.

Perlu diketahui, BI telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali, Agustus sebesar 25 bps, September 50 bps, Oktober 50 bps, dan November 50 bps. 

Gubernur BI Perry Wajiyo pada November lalu menyampaikan, keputusan tersebut diambil sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.

Selain itu, kenaikan suku bunga dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper