Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memperkirakan bahwa laju kenaikan inflasi yang terjadi di seluruh dunia berpotensi membebani konsumsi sehingga menjadi tantangan perekonomian Indonesia. Untuk mengimbanginya, investasi harus meningkat.
Berdasarkan laporan EconMark edisi November 2022, Mandiri Group Research menilai bahwa perekonomian Indonesia merupakan salah satu yang paling resilien, ketika negara-negara lain mengalami perlambatan cukup signifikan. Konsumsi, investasi, dan perdagangan menjadi pendorong ekonomi sepanjang tahun ini.
Meskipun begitu, Mandiri tetap menilai bahwa perekonomian Indonesia tetap berisiko terdampak oleh tekanan ekonomi global. Rambatan dampak dapat mengenai aspek-aspek yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal terakhir.
“Perekonomian Indonesia mungkin akan menerima dampak negatif, mengingat pemulihan konsumsi, yang mungkin terhambat oleh inflasi yang tinggi,” dikutip dari laporan tersebut pada Selasa (13/12/2022).
Selain itu, risiko lainnya adalah menurunnya kepercayaan global seiring dengan prospek ekonomi yang penuh ketidakpastian. Hal itu dapat menghambat investasi jangka pendek dan jangka panjang.
“Dan menurunnya permintaan global, yang dapat menurunkan harga komoditas dan menyebabkan surplus perdagangan yang lebih rendah,” tertulis dalam laporan itu.
Baca Juga
Meskipun begitu, Mandiri Research Group menilai bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk menavigasi ekonomi di tengah berbagai turbulensi. Fundamental ekonomi sepanjang tahun ini tetap kuat, didukung oleh pulihnya konsumsi swasta seiring dengan pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi.
Perekonomian Indonesia pada tahun ini pun ditopang oleh ekspor yang kuat. Tingginya harga komoditas, terutama batu bara dan crude palm oil (CPO) memberikan berkah penerimaan yang sangat besar bagi Indonesia.
Mandiri Research Group berpandangan bahwa investasi akan menjadi titik penting untuk menggenjot perekonomian Indonesia pada 2023 di tengah berbagai ketidakpastian. Apalagi, dalam tiga tahun terakhir kinerja investasi terus mengalami pertumbuhan.
“Tahun depan, meski ada tantangan dari investasi asing, investasi dalam negeri harus tumbuh positif,”
Agenda pemerintah dalam mengembangkan sektor-sektor potensial, seperti nikel, dinilai akan menjadi magnet bagi investasi asing. Selain itu, pengalokasian anggaran yang lebih tinggi untuk infrastruktur demi melanjutkan proyek yang tertunda selama pandemi juga akan berpengaruh terhadap investasi.