Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Setianto menyampaikan bahwa inflasi pada komponen inti relatif terkendali hingga November 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi komponen inti pada November 2022 sebesar 3,30 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 2,17 persen.
“Untuk komponen inti, tercatat mengalami inflasi sebesar 3,30 persen, dengan andil 2,17 persen. Secara keseluruhan tahunan, inflasi inti masih relatif terkendali,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (1/12/2022).
Secara keseluruhan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 tercatat sebesar 0,09 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau secara tahunan mencapai 5,42 persen.
Inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode Oktober 2022 yang tercatat mencapai 5,71 persen yoy.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices) yang masih tercatat tinggi, yaitu sebesar 13,01 persen yoy, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 13,28 persen yoy.
Baca Juga
Di sisi lain, inflasi harga bergejolak atau volatile food tercatat sebesar 5,7 persen yoy, lebih rendah dari capaian Oktober 2022 sebesar 7,19 persen yoy. Komponen ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,95 persen.
“Pada November 2022 ini, melemahnya tekanan inflasi komponen volatile food semakin meredam kenaikan inflasi tahunan,” jelas Setianto.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan dengan perkembangan IHK hingga November 2022, tingkat inflasi pada akhir tahun sangat mungkin berada di bawah level 6 persen.
Menurutnya, melandainya laju inflasi pada periode tersebut juga mengindikasikan bahwa tekanan yang sebelumnya sangat tinggi, terutama dipicu oleh kenaikan harga BBM, saat ini mulai mereda.
“Sangat mungkin tingkat inflasi di akhir 2022 di bawah 6 persen. Tahun depan pun prediksi saya bisa mencapai sekitar 3 persen,” katanya kepada Bisnis.
Selain itu, Faisal mengatakan normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia, terutama kenaikan suku bunga acuan hingga 175 basis poin sepanjang tahun ini berhasil meredam tekanan inflasi, sehingga inflasi pada komponen inti pun diperkirakan akan relatif terkendali.
“Ada gejala inflasi sudah mulai reda karena BI juga menaikkan tingkat suku bunga beberapa kali untuk meredam inflasi. Menurut saya inflasi inti juga tidak akan sampai 4 persen,” kata Faisal.