Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pemicu Inflasi November 2022 Turun Jadi 5,42 Persen

Inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode Oktober 2022 yang tercatat mencapai 5,71 persen yoy.
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). Kendati demikian, angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 6,7%. JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). Kendati demikian, angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 6,7%. JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan inflasi pada November 2022 mulai melemah jika dibandingkan dengan periode bulan-bulan sebelumnya.

Inflasi pada November 2022 tercatat sebesar 0,09 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau secara tahunan mencapai 5,42 persen (year-on-year/yoy).

Inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode Oktober 2022 yang tercatat mencapai 5,71 persen yoy.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyampaikan, berdasarkan komponennya, inflasi yang melandai ini terutama disebabkan oleh rendahnya inflasi pangan dibandingkan bulan sebelumnya.

Inflasi harga bergejolak atau volatile food mencatatkan inflasi sebesar 5,7 persen yoy, lebih rendah dari capaian Oktober 2022 sebesar 7,19 persen yoy. Komponen ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,95 persen.

“Pada November 2022 ini, melemahnya tekanan inflasi komponen volatile food semakin meredam kenaikan inflasi tahunan,” kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (1/12/2022).

Di sisi lain, Setianto menyampaikan bahwa inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices) masih mencatatkan inflasi yang tinggi, yaitu sebesar 13,01 persen yoy, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 13,28 persen yoy.

Inflasi pada komponen administered prices ini terutama dipicu oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota.

Di samping itu, inflasi pada komponen inti pada November 2022 tercatat sebesar 3,30 persen yoy, relatif moderat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 3,31 persen yoy.

Setianto menambahkan, perkembangan ini menunjukkan bahwa inflasi pada komponen inti relatif terkendali hingga November 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper