Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Sektor Keuangan Indonesia Paling Ketinggalan di Asean 5

Mengapa sektor keuangan RI paling ketinggalan di antara negara Asean 5? Simak jawaban Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV/2022. Dok. Youtube Kemenkeu RI
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV/2022. Dok. Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor keuangan Indonesia menjadi yang paling dangkal atau tertinggal di antara negara-negara Asean 5, terlihat dari sejumlah indikator terhadap produk domestik bruto.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Investasi, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Hukum dan HAM. Rapat itu membahas pengantar Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK) atau omnibus law keuangan

Sri Mulyani menyebut bahwa dari berbagai indikator sektor keuangan terhadap PDB, Indonesia ternyata cukup tertinggal. Dia membandingkannya dengan Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura yang merupakan anggota Asean 5 atau lima negara dengan ekonomi terbesar di Asia tenggara.

Aset perbankan Indonesia tercatat 59,5 persen terhadap PDB. Nilainya menjadi yang terendah, dibadingkan dengan Filipina (99,2 persen), Thailand (146,6 persen), Malaysia (198,6 persen), terlebih Singapura (572,1 persen).

Lalu, kapitalisasi pasar modal Indonesia terhadap PDB pun berada di 48,3 persen. Sebagai perbandingan, Filipina berada di 93,2 persen, Malaysia 109,9 persen, Thailand, 120,9 persen, dan Singapura 189,0 persen.

"Kondisi ini mengindikasikan bahwa untuk masyarakat dalam menghimpun dana oleh industri keuangan, masih sangat terbatas, dan potensi pendalaman pasar berarti masih sangat besar," ujar Sri Mulyani pada Kamis (10/11/2022).

Kondisi serupa pun terjadi di sektor industri keuangan non bank (IKNB), dengan catatan aset industri asuransi 5,8 persen terhadap PDB dan aset dana pensiun 6,9 persen terhadap PDB. Tetangga terdekat kita, Malaysia, mencatatkan aset industri asuransi 20,3 persen terhadap PDB dan aset dana pensiun 59,9 persen terhadap PDB.

Sri Mulyani pun melihat bahwa biaya overhead dari perbankan Indonesia relatif tinggi daripada negara-negara Asean. Hal itu terefleksi dari tingginya net interest margin yang berimbas kepada tingginya suku bunga pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper