Ruang Kenaikan Cukai Rokok 45 Persen
Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives atau CISDI menilai bahwa pemerintah masih memiliki ruang untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau atau CHT hingga 45 persen. Tingkat kenaikan dinilai aman bagi industri, terlebih bermanfaat besar bagi penerimaan negara dan pengendalian konsumsi rokok.
Ketua Program Pengendalian Tembakau CISDI Iman Mahaputra Zein menilai bahwa langkah pemerintah yang terus menaikkan tarif CHT merupakan keputusan tepat. Langkah itu dapat menekan prevalensi perokok anak dan stunting, juga dapat mengatasi kemiskinan karena tingginya pengeluaran untuk rokok.
Meskipun begitu, Iman menilai bahwa pemerintah sebenarnya tidak menaikkan tarif cukai rokok di batas maksimal. Kenaikan rata-rata tertimbang 10 persen menurutnya bahkan tidak sampai separuh dari kemampuan pemerintah terkait cukai rokok, yang berdasarkan kajian CISDI masih aman jika sampai 45 persen.
"Berdasarkan hitungan-hitungan kami, kenaikan cukai sampai angka 45 persen masih aman untuk dilakukan. Itu bisa menambah pendapatan negara dan juga penurunan prevalensi," ujar Iman kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).
CISDI sendiri berpandangan bahwa kenaikan tarif cukai untuk rokok elektrik di 15 persen sebagai perhitungan yang tepat. Pasalnya, kenaikannya akan berlaku setiap tahun hingga 2028, sehingga terdapat kepastian dalam hal penanganan konsumsi hingga bagi industri itu sendiri.
Iman pun menilai bahwa pemberlakuan kenaikan tarif cukai rokok untuk beberapa tahun sebagai kebijakan yang tepat. Dia mengapresiasi jika cukai rokok tetap naik di tahun politik, yakni pada saat pelaksanaan pemilihan umum (pemilu).
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah memang cenderung tidak menaikkan cukai rokok pada tahun politik. Berikut data kenaikan tarif rata-rata tertimbang cukai rokok atau CHT dalam beberapa tahun terakhir:
2012: 12,2 persen
2013: 8,5 persen
2014: -
2015: 8,72 persen
2016: 11,19 persen
2017: 10,54 persen
2018: 10,04 persen
2019: -
2020: 23 persen
2021: 12,5 persen
2022: 12 persen
2023: 10 persen