Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Siapkan Kebijakan untuk Kokohkan Kembali Status Pusat Keuangan Asia

Kepala eksekutif Hong Kong John Lee diperkirakan tengah mempertimbangkan sejumlah kebijakan, termasuk kelonggaran tenaga kerja bagi perusahaan Hong Kong.
Dokumentasi - Polisi dari departemen keamanan nasional mengawal Wakil Pemimpin Redaksi Apple Daily Chan Pui-man dari kantor Apple Daily dan Next Media di Hong Kong, China, Kamis (17/6/2021)./Antara/Reuters-Lam Yik
Dokumentasi - Polisi dari departemen keamanan nasional mengawal Wakil Pemimpin Redaksi Apple Daily Chan Pui-man dari kantor Apple Daily dan Next Media di Hong Kong, China, Kamis (17/6/2021)./Antara/Reuters-Lam Yik

Bisnis.com, JAKARTA – Hong Kong mempertimbangkan sejumlah kebijakan untuk mengembalikan status kota tersebut sebagai pusat keuangan Asia.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (13/10/2022), salah seorang sumber mengatakan kepala eksekutif Hong Kong John Lee diperkirakan tengah mempertimbangkan sejumlah kebijakan.

Kebijakan tersebut termasuk memberikan kelonggaran bagi perusahaan yang berbasis di Hong Kong mempekerjakan pekerja asing di 13 profesi prioritas termasuk manajemen aset, fintech dan layanan keuangan yang mengedepankan aspek ESG.

Perusahaan tidak perlu lagi melalui proses panjang untuk menunjukkan mereka telah berupaya merekrut penduduk setempat untuk peran tersebut sebelum merekrut dari daratan atau luar negeri

Pemerintah juga akan melonggarkan aturan bea materai 15 persen yang harus dibayar oleh pembeli properti non-residen, dengan sebagian atau seluruh pajak kemungkinan akan dikembalikan setelah pekerja tinggal di Hong Kong selama beberapa tahun. Meski demikian, masih belum jelas berapa periode minimum dan apakah semua pembeli non-residen akan memenuhi syarat.

Seperti diketahui, posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia telah goyah setelah mengalami tahun kekacauan politik dalam empat tahun terakhir dan pembatasan akibat Covid-19 yang sebagian besar memutuskan kota dari dunia luar.

Hal ini menyebabkan eksodus penduduk, banyak dari industri utama seperti jasa keuangan, telah menjerumuskan ekonomi ke dalam resesi yang berkepanjangan dan menghancurkan industri perjalanan dan ritel. Bahkan pasar properti dongeng sedang retak, dengan harga rumah jatuh dan apartemen yang tidak terjual menumpuk.

Meskipun Hong Kong telah melonggarkan pembatasan perjalanan dengan menghapus karantina hotel wajib saat masuk ke Hong Kong, masih ada keraguan kota itu dapat merebut kembali kejayaannya di masa lalu karena lambatnya pelonggaran dan keengganan untuk membuka kembali pembatasan sepenuhnya.

Dalam laporan Global Financial Center Index (GFCI) bulan September, Singapura sudah mengambil alih Hong Kong untuk menjadi pusat keuangan utama Asia.

Sementara itu, pemerintah Hong Kong juga mempertimbangkan kebijakan visa baru untuk memudahkan warga negera asing bekerja, guna membalikkan tren dan menarik pekerja kembali ke Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper