Bisnis.com, JAKARTA – Hong Kong mempertimbangkan sejumlah kebijakan untuk mengembalikan status kota tersebut sebagai pusat keuangan Asia.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (13/10/2022), salah seorang sumber mengatakan kepala eksekutif Hong Kong John Lee diperkirakan tengah mempertimbangkan sejumlah kebijakan.
Kebijakan tersebut termasuk memberikan kelonggaran bagi perusahaan yang berbasis di Hong Kong mempekerjakan pekerja asing di 13 profesi prioritas termasuk manajemen aset, fintech dan layanan keuangan yang mengedepankan aspek ESG.
Perusahaan tidak perlu lagi melalui proses panjang untuk menunjukkan mereka telah berupaya merekrut penduduk setempat untuk peran tersebut sebelum merekrut dari daratan atau luar negeri
Pemerintah juga akan melonggarkan aturan bea materai 15 persen yang harus dibayar oleh pembeli properti non-residen, dengan sebagian atau seluruh pajak kemungkinan akan dikembalikan setelah pekerja tinggal di Hong Kong selama beberapa tahun. Meski demikian, masih belum jelas berapa periode minimum dan apakah semua pembeli non-residen akan memenuhi syarat.
Seperti diketahui, posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia telah goyah setelah mengalami tahun kekacauan politik dalam empat tahun terakhir dan pembatasan akibat Covid-19 yang sebagian besar memutuskan kota dari dunia luar.
Baca Juga
Hal ini menyebabkan eksodus penduduk, banyak dari industri utama seperti jasa keuangan, telah menjerumuskan ekonomi ke dalam resesi yang berkepanjangan dan menghancurkan industri perjalanan dan ritel. Bahkan pasar properti dongeng sedang retak, dengan harga rumah jatuh dan apartemen yang tidak terjual menumpuk.
Meskipun Hong Kong telah melonggarkan pembatasan perjalanan dengan menghapus karantina hotel wajib saat masuk ke Hong Kong, masih ada keraguan kota itu dapat merebut kembali kejayaannya di masa lalu karena lambatnya pelonggaran dan keengganan untuk membuka kembali pembatasan sepenuhnya.
Dalam laporan Global Financial Center Index (GFCI) bulan September, Singapura sudah mengambil alih Hong Kong untuk menjadi pusat keuangan utama Asia.
Sementara itu, pemerintah Hong Kong juga mempertimbangkan kebijakan visa baru untuk memudahkan warga negera asing bekerja, guna membalikkan tren dan menarik pekerja kembali ke Hong Kong.