Bisnis.com, JAKARTA - inDrive, platform transportasi online, memastikan sistem negosiasi tarif antara mitra pengemudi (driver) dan penumpang bisa menjadi salah satu solusi di tengah penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif ojek online (ojol).
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum lama ini menaikkan tarif layanan angkutan transportasi berbasis online pada September 2022. Kebijakan itu menyusul penaikan harga BBM yang menjadi salah satu biaya operasional terbesar dari sektor transportasi.
Director of Ride-Hailing (APAC) inDrive Roman Ermoshin mengatakan bahwa kendati saat ini tarif naik, inDrive masih memungkinkan para penggunanya untuk bisa bernegosiasi tarif.
"inDrive bisa membolehkan para pengemudi dan penumpangnya untuk bernegosiasi tarif kendati kami menerapkan batas tarif tertentu," jelasnya di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Seperti pemain tranportasi online lainnya, inDrive masih mengikuti acuan kebijakan tarif angkutan berbasis aplikasi online yang diatur oleh Kemenhub. Artinya, ada tarif batas atas yang diatur oleh regulator.
Roman menegaskan bahwa penumpang juga memiliki keleluasaan untuk mendapatkan pengemudi ketika waktu-waktu tertentu, atau saat permintaan tinggi. Apabila penumpang ingin mendapatkan pengemudi dengan cepat, maka bisa membayar lebih.
Baca Juga
"Misalnya saat rush hour anda membutuhkan kendaraan dengan cepat, maka anda bisa menaruh harga [tarif] yang lebih tinggi," ujarnya.
Adapun, saat ini inDrive telah melakukan rebranding perusahaan setelah sebelumnya bernama inDriver. Rebranding yang dilakukan yakni untuk mentransformasi perusahaan menjadi satu hrup perusahaan dan program pengembang nirlaba secara menyeluruh.
inDrive juga bertransformasi untuk menjadi marketplace bagi layanan perkotaan. Kini, tidak hanya menyediakan layanan transportasi motor dan mobil, ia juga menjadi tempat pengguna mencari lowongan pekerjaan, layanan rumah tangga, perjalanan jarak jauh, dan pengiriman kargo.