Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) tidak kaget dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang mulai tergerus sebagai imbas penaikan harga BBM pada awal September 2022. Namun, pelaku usaha yakin jika turunnya IKK ini hanya bersifat sementara, paling tidak 1-2 bulan saja.
Bank Indonesia mencatat IKK pada September 2022 hanya 117,1, terjun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 124,7. Hal itu dipertegas dengan jatuhnya tingkat konsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama kelas menengah dengan tingkat pengeluaran Rp4,1 juta-Rp5 juta per bulan.
Ketua APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan mengatakan sesuai perkiraan sebelumnya bahwa kenaikan harga BBM tentunya akan berdampak terhadap daya beli terutama bagi kelas menengah bawah ditengah kondisi yang masih belum pulih normal sepenuhnya akibat pandemi yang berkepanjangan.
“Dampak ini lebih dirasakan saat ini dikarenakan industri usaha ritel juga sedang berada dalam low season [musim sepi kunjungan] sebagaimana biasanya yang terjadi juga sebelum pandemi,” ujar Alphonzus saat dihubungi, Selasa (11/10/2022).
Dia memperkirakan dampak ini akan terjadi sampai dengan 1 - 2 bulan ke depan dan akan mulai berangsur pulih kembali setelahnya. Menurut Alphonzus, gairah masyarakat untuk berbelanja akan kembali menjelang libur panjang Natal dan tahun baru.
Lebih lanjut, dia pun mengapresiasi upaya pemerintah juga dalam mengantisipasi dampak kenaikan BBM dalam bentuk berbagai bantuan sosial guna menopang daya beli agar tidak semakin terpuruk dan dapat segera pulih kembali. Dia pun berharap agar bansos ini terus dikucurkan hingga daya beli masyarakat kembali pulih.
Baca Juga
“Pemerintah diharapkan dapat terus mengucurkan berbagai bantuan sosial sampai dengan kondisi relatif sudah stabil kembali,” imbuh Alphonzus.
Sebelumnya, hal yang sama juga dirasakan pedagang pasar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman menuturkan bahwa jumlah pengunjung atau konsumen pasar tradisional masih belum pulih sepenuhnya. Kondisi ini terjadi akibat tidak stabilnya harga-harga barang di pasar, termasuk juga dampak dari kenaikan harga BBM yang belum lama ini ditetapkan. Kondisi ini mempengaruhi nasib pedagang pasar yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas pasar.
\"Pandemi sudah mereda, tapi kedatangan pengunjung ke pasar masih belum membaik juga. Sekarang pasar sudah sepi mulai dari jam dua, padahal masih banyak barang yang belum habis terjual,\" ungkapnya, Selasa (4/10/2022).