Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Saran Indef agar Indeks Keyakinan Konsumen Naik Lagi

Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa IKK pada September 2022 berada di 117,2, turun dari Agustus 2022 di angka 124,7.
Konsumen di satu gerai supermarket di Purwokerto, Minggu (28/7). /BISNIS.COM
Konsumen di satu gerai supermarket di Purwokerto, Minggu (28/7). /BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance atau Indef menilai bahwa pemerintah harus memberikan tambahan bantuan sosial bagi masyarakat untuk meningkatkan kembali indeks keyakinan konsumen atau IKK, yang melemah pasca kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa IKK pada September 2022 berada di 117,2. Angkanya menurun dari Agustus 2022 di angka 124,7, meskipun sudah berada di atas posisi September 2021 yakni 95,5.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai bahwa turunnya IKK mencerminkan pelemahan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi. Pelemahan itu terjadi setelah adanya kenaikan harga BBM, yang menambah tekanan dari lonjakan inflasi sejak awal tahun.

Menurutnya, pemerintah perlu mengambil langkah serius dalam menjaga keyakinan konsumsi masyarakat, salah satunya dengan menambah bantuan sosial (bansos). Dukungan itu dapat menahan IKK agar tidak lebih merosot lagi di tengah tekanan ekonomi yang ada.

"Saya rasa untuk menjaga IKK tidak lebih turun lagi harus ada bantalan yang diberikan pemerintah berkaitan dengan konsumsi, menyasar masyarakat lapisan bawah. Itu harus disalurkan secepatnya, sehingga masyarakat bisa belanja," ujar Tauhid kepada Bisnis, Senin (10/10/2022).

Saat ini masyarakat memang masih memanfaatkan bansos pasca kenaikan harga BBM. Namun, menurut Tauhid, uang itu hanya cukup untuk meredam dampak inflasi, belum bisa meningkatkan lagi konsumsi masyarakat terutama di lapisan terbawah.

"Masyarakat lapisan bawah itu tidak ada simpanan, satu siklus [pendapatan] langsung belanja, jadi habis. Usul saya sih ditambah bansosnya, yang kemarin [bansos BBM] enggak nendang, itu baru untuk survival, baru untuk menjaga dari dampak inflasi, belum bisa menambah keyakinan masyarakat untuk konsumsi," katanya.

Adapun, Tauhid menyarankan masyarakat kelas menengah untuk mempercepat rencana belanja sebelum terjadi kenaikan suku bunga. Misalnya, mereka yang hendak membeli kendaraan atau mengajukan kredit lainnya, dapat segera melakukan konsumsi ketika suku bunga masih rendah.

"Di situasi seperti ini orang berpikir tahan dulu lah belanjanya. Itu akan berpengaruh ke ekonomi, karena konsumsi jadi tertahan," kata Tauhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper