Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Digempur Produk Impor dan Merosotnya Permintaan Ekspor, Industri Benang Minta Keringanan PLN

Produsen polyester dan benang mengklaim telah memangkas 30 persen produksi normal setiap bulan., disebabkan merosotnya ekspor dan gempuran impor.
Rahmad Fauzan
Rahmad Fauzan - Bisnis.com 10 Oktober 2022  |  19:11 WIB
Digempur Produk Impor dan Merosotnya Permintaan Ekspor, Industri Benang Minta Keringanan PLN
Ilustrasi industri tekstil dan benang - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku industri hulu tekstil meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk mengurangi biaya minimum jam nyala seiring dengan penurunan jumlah produksi yang diprediksi berlangsung hingga akhir tahun. 

Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan asosiasi sudah mengirimkan surat ke PLN guna mengajukan permohonan tersebut. 

"Kami akan mengurangi pemakaian listrik karena penurunan jumlah produksi dan sudah mengirimkan surat ke PLN dan minta biaya minimum jam nyala dikurangi," kata Redma kepada Bisnis, Senin (10/10/2022). 

Redma menjelaskan industri hulu tekstil sudah mengurangi produksi sebesar 30 persen dari total produksi normal dalam sebulan terakhir. Pengurangan tersebut diperkirakan meningkat hingga ke angka 50 persen pada akhir tahun.

Saat ini, berdasarkan data Apsyfi, total jumlah produksi industri hulu tekstil sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, produksi polyester sebanyak 1,2 juta ton dan benang sebanyak 500.000 ton. 

Penurunan jumlah produksi tersebut, kata Redma, merupakan dampak inflasi global yang mengganggu pasar ekspor serta tingginya barang impor di Tanah Air, sehingga terjadi overstock bahan baku di hulu industri. 

"Jadi, ada overstock, dan karena overstock kami tidak membeli bahan baku," ujarnya. 

Redma memprediksi kondisi ini berlangsung hingga Desember 2022. Perbaikan pasar diharapkan mulai tampak pada awal tahun depan yang ditenggarai momentum awal tahun dengan catatan jumlah barang impor bisa ditekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

industri benang benang tekstil Industri Tekstil asosiasi pertekstilan indonesia
Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top