Bisnis.com, JAKARTA - Anak Usaha dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura Logistik atau AP Logistik meneken nota kesepahaman soal pengembangan bisnis dan pelayanan pengiriman kargo via laut dan udara dengan MGLOG.
Direktur Utama PT Angkasa Pura Logistik Danny P. Thaharsyah menjelaskan hal tersebut merupakan langkah awal bagi kerja sama kedua perusahaan untuk pengembangan integrasi dan kombinasi bisnis layanan logistik, khususnya distribusi logistik via laut dan udara.
Dany menuturkan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia selama 2 tahun, perseroan belajar bahwa apa pun yang terjadi, logistik harus tetap berjalan.
Pemerintah juga telah memberikan instruksi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memastikan sistem logistik yang lebih efisien. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan strategic partnership.
Dengan adanya kerja sama tersebut, Danny mengatakan akan terbentuk konektivitas layanan darat, laut dan udara sehingga AP Logistik dapat memberikan one-stop integrated solutions untuk pengguna. Proses angkut lanjut dari laut ke udara terutama untuk Indonesia Timur, diharapkan akan memberikan solusi untuk pelanggan.
"Adapun ruang lingkup dari nota kesepahaman tersebut adalah terkait kerja sama layanan pengangkutan via darat, pengiriman port to port melalui udara, pemeriksaan keamanan kargo dan pos, pengangkutan dari pelabuhan ke pelabuhan dengan kepastian kontainer serta distribusi dan last mile melalui jalur darat dan atau udara," ujar Danny, Selasa (27/9/2022).
Direktur Utama Meratus Line Group Slamet Rahardjo menilai MGLOG dan AP Logistik memiliki layanan yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan internasional.
"Saya yakin, kami bisa memberikan pelayanan logistik intermoda transportasi terpadu. Tidak hanya pengiriman via laut atau darat kini kami bisa terhubung melalui udara, tidak hanya secara domestik tapi juga ke rute-rute internasional," jelasnya.
Nota kesepahaman tersebut juga merupakan langkah awal bagi kedua perusahaan untuk meningkatkan layanan dan alternatif bandara dari forwarder, pemilik barang, serta stakeholder terkait lainnya dalam pendistribusian kargo ke area bandara yang lebih dekat dengan tujuan wilayah Indonesia Timur sehingga terdapat proses layanan yang lebih efisien, cepat, dan terintegrasi dengan Service Level Agreement (SLA) yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Nota kesepahaman tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam percepatan integrasi layanan distribusi barang antar pulau dan antar tujuan melalui jalur distribusi darat, laut, udara, dan kombinasinya, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.