Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Naik, Kemendag: Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Kemendag mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir terhadap kenaikan harga beras.
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bahwa kenaikan harga beras yang terjadi beberapa hari belakangan ini tidak perlu membuat khawatir masyarakat.

Sekjen Kemendag Suhanto menyatakan bahwa pemerintah telah mengantisipasi kenaikan harga dengan memberikan subsidi selisih harga jual beras sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).

Dilansir Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan pada hari ini, Minggu (25/9/2022) harga beras premium terpantau Rp17.000 per kilogram (kg), sedangkan harga beras medium Rp10.600 per kg.

“Terkait tadi antisipasi kenaikan harga beras, seolah-olah akan naik terus, perlu kami sampaikan di sini biar masyarakat tenang bahwa pemerintah itu punya namanya cadangan stabilisasi harga dan pasokan (CSHP) di mana apabila harga beras lebih tinggi dari HET [harga eceran tertinggi], Bulog akan turun tangan dan sisanya akan dibayar pemerintah," kata Suhanto di Kementerian Perdagangan, Minggu (25/9/2022).

Suhanto mejelaskan, kenaikan harga beras memang terjadi, tapi relatif kecil yaitu hanya 0,9 persen dibanding kenaikan harga pada tahun lalu.

“Jadi nggak usah khawatir, harga pasti terkendali dan Bulog mulai besok Pak Menteri bersama-sama mulai intervensi, karena ada kenaikan sedikit,” ujarnya.

Selain beras, Suhanto menyatakan pemerintah juga akan mensubsidi harga kedelai dan jagung jika kedua komoditas tersebut harganya naik di atas HET.

“Ada anggarannya, kedelai itu Rp1.000 per kg, jagung juga Rp1.000-Rp1.500 per kg. Misalnya harga beras dari Bulog sekian, lebih, bisa dibantu subsidi, nggak usah khawatir sebetulnya, karena dibiayai pemerintah. Masyarakat tidak akan membayar lebih mahal,” tutur Suhanto.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan bahwa cadangan beras Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini sekitar 800.000 ton sampai akhir tahun. Menurutnya, kenaikan harga beras disebabkan perusahaan ikut membeli gabah petani, sehingga harga di petani dari Rp4.500 jadi Rp5.500 per kg.

“Bulog ini tidak beli gabah, akhirnya harga si petani murah. Sekarang perusahaan ikut, gabah naik,” jelasnya.

Zulhas menegaskan, terkait urusan beras dirinya akan mengupayakan untuk segera menstabilkan harganya. Pasalnya, tingginya harga beras bisa menyumbang inflasi sebesar 3 persen.

Oleh karena itu, dia menyebut pihaknya terus mendorong agar pemerintah lewat BUMN dan Bulog menyerap hasil pertanian dengan anggarannya Rp100 triliun per tahun.

“Mestinya Bulog beli dengan harga tinggi dan jual beras dengan harga murah. Sekarang, Bulog harus untung. Presiden sudah setuju,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper