Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai bahwa pemulihan dan pengembangan perekonomian berada dalam jalur yang tepat karena kinerja neraca perdagangan tetap bertahan surplus 28 bulan berturut-turut. Meskipun begitu, tekanan dari kondisi ekonomi global masih membayangi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2022 Indonesia mencatatkan ekspor US$27,91 miliar dan impor US$22,15 miliar, sehingga surplus neraca perdagangan menjadi US$5,67 miliar. Hal tersebut membuat surplus neraca perdagangan periode Januari—Agustus 2022 menjadi US$34,92 miliar atau Rp521,39 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa capaian itu mempertahankan rekor surplus neraca perdagangan Indonesia sejak 2020. Kinerja positif membuatnya meyakini bahwa langkah pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi Covid-19 sudah berjalan dengan baik.
"Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut dan ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat. Pada Agustus 2022, neraca perdagangan masih surplus di US$5,76 miliar dan sektor non migas menjadi kunci utama," ujar Airlangga dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (18/9/2022).
Lonjakan harga komoditas menjadi pendorong kinerja ekspor Indonesia, sehingga seperti Airlangga sampaikan, ekspor dari sektor nonmigas menjadi kontributor utama. Terdapat peningkatan ekspor minyak kelapa sawit, besi dan baja, peralatan listrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Airlangga pun menyebut bahwa neraca pembayaran kuartal II/2022 kembali mencatatkan surplus US$2,4 miliar, setelah mengalami defisit US$1,8 miliar pada kuartal sebelumnya. Adanya peningkatan surplus transaksi berjalan, serta perbaikan defisit transaksi modal dan finansial menjadi penopang kinerja neraca pembayaran itu.
Baca Juga
Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong oleh peningkatan kinerja di berbagai sektor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid 5,51 persen, serta dari sisi sektoral transportasi pergudangan tumbuh 21,27 persen, dan akomodasi makanan-minuman mampu tumbuh 9,76 persen.
Sementara itu, BPS juga mencatat pertumbuhan ekspor yang positif di seluruh sektor secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto merincikan nilai ekspor terbesar tercatat pada sektor industri, yaitu sebesar US$19,79 miliar, diikuti oleh sektor pertambangan sebesar US$5,95 milair.
“Kemudian, dilanjutkan komoditas migas senilai US$1,72 miliar dan pertanian US$450 juta,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
Secara tahunan, seluruh sektor mencatatkan peningkatan yang positif, tertinggi pada ekspor migas yang tumbuh sebesar 64,46 persen yoy, diikuti oleh sektor tambang sebesar 63,17 persen.
Di samping itu, sektor pertanian dan industri juga mencatatkan peningkatan yang tinggi, masing-masing sebesar 31,17 persen yoy dan 20,61 persen yoy.