Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) mengungkap pemerintah masih menggodok skema atau mekanisme baru penyaluran subsidi energi, khususnya untuk BBM dan LPG 3 kg.
Menteri Kemenko Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menerima data dan laporan terkait kebocoran subsidi energi yang tidak tepat sasaran atau dinikmati oleh kelompok masyarakat kelas atas.
Airlangga menyebut bahwa saat ini pemerintah menggelontorkan subsidi BBM dan LPG secara terbuka. Untuk itu, pihaknya berencana untuk mengubah mekanismenya seperti subsidi listrik.
"Nanti pengguna dari yang sekarang, seperti contoh di sektor listrik, yang langganan tinggi itu mendapatkan harga yang berbeda dengan yang di bawah dengan mekanisme semacam itu bisa diimplementsikan di sektor energi lain," kata Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).
Kendati demikian, Airlangga menuturkan bahwa mekanisme tersebut masih dalam pembahasan internal. Pada waktunya, dia memastikan akan menyosialisasikannya kepada masyarakat sebelum diterapkan skema penyaluran subsidi terbaru.
"Nanti pada waktunya akan disosialiasikan ke masyarakat sebelum di laksanakan. Namun, sekarang masih dalam penggodokan," tuturnya.
Baca Juga
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap subsidi energi menjadi salah satu anggaran terbesar dalam ketahanan energi tahun depan.
Adapun, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi mencapai Rp210,1 triliun pada 2026. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran total ketahanan energi yakni sebesar Rp402,4 triliun, yang mencakup subsidi energi, insentif perpajakan, infrastruktur energi, dan dukungan lainnya untuk kedaulatan energi.
"Untuk anggaran ketahanan energi ini cukup besar Rp402,4 triliun. Sebagian yang cukup besar adalah untuk subsidi energi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).
Dalam buku Nota Keuangan dan RAPBN 2026, subsidi energi terdiri atas subsidi jenis BBM tertentu dan LPG 3 kg, serta subsidi listrik. Adapun, pada 2021-2024, realisasi subsidi energi mengalami perkembangan yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat.