Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga: AS Minat Kembangkan Industri Cip Semikonduktor di RI

AS tertarik mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia. Pemerintah akan siapkan ekosistem, meski tantangan SDM dan infrastruktur masih ada.
Memory chips yang dipajang dalam Semiconductor Exhibition (SEDEX) di Seoul, Korea Selatan pada Rabu (23/10/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho
Memory chips yang dipajang dalam Semiconductor Exhibition (SEDEX) di Seoul, Korea Selatan pada Rabu (23/10/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) mengungkap terdapat minat pengembangan industri semikonduktor untuk teknologi cip di Indonesia. Hal ini seiring dengan rencana perluasan hilirisasi industri.

Menteri Kemenko Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan, minat tersebut disampaikan Amerika Serikat (AS) lewat hasil dari perjanjian perdagangan dengan Indonesia. Untuk itu, pemerintah tengah mengembangkan ekosistem industri tersebut.

"Melanjutkan hilirisasi industri, dengan ditandatangani perjanjian perdagangan Amerika sudah mulai tertarik untuk mendorong semikonduktor di Indonesia, ini yang sekarang juga sedang di persiapkan ekosistemnya," kata Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).

Dalam hal ini, dia menerangkan bahwa pengembangan industri semikonduktor merupakan bagian dari dorongan hilirisasi sektor teknologi melalui pengembangan semikonduktor dalam negeri guna mendukug transformasi digital dan kemandirian industri nasional.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi sumber daya alam, khususnya nikel dan bauksit, untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Untuk diketahui, dari RPJMN 2025-2029 dan Asta Cita terdapat rumusan dari Kementerian Investasi terkait sembilan sektor investasi prioritas, termasuk semikonduktor. 

Pemerintah menilai pengembangan semikonduktor di Indonesia berpeluang besar karena bahan bakunya tersedia di Tanah Air, seperti silika, tembaga, bauksit, dan emas. Indonesia memiliki pasir kuarsa SiO2 dengan potensi 27 miliar ton dan cadangan 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi.

Dari pasir kuarsa diolah menjadi silikon sebagai bahan utama cip semikonduktor.  Bahkan, semikonduktor sempat disebut sebagai 'minyak bumi' baru dengan nilai pasar US$592 miliar.

Kendati demikian, sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi tantangan. 

Di sisi lain, ekosistem industri cip atau semikonduktor di dalam negeri menghadapi sejumlah kendala yang menghambat pengembangannya.

Guru Besar FEB UI Telisa Aulia Falianty mengatakan, pengembangan industri cip tidak hanya terkendala kebutuhan investasi besar. Kendala utamanya justru keandalan SDM atau tenaga ahli terampil yang masih minim untuk sektor tersebut.  

Telisa menuturkan, pengembangan industri cip harus segera dilakukan untuk jangka panjang. Apalagi, saat ini Indonesia masih cukup tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang sudah mampu memproduksi sendiri. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro