Bisnis.com, JAKARTA - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi subsidi energi yang akan disalurkan kepada masyarakat untuk tahun depan.
Dalam rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Kamis (8/9/2022), Wakil Ketua Komisi VII Bambang Haryadi mengatakan Komisi VII DPR menyetujui asumsi volume BBM bersubsidi untuk 2023 sebesar 17,5 juta kiloliter (KL).
“Volume BBM bersubsidi 17,5 juta kl yang terdiri atas minyak tanah 0,5 juta kl dan solar 17 juta kl,” ujarnya.
Selain itu, Komisi VII DPR juga menyepakati subsidi tetap untuk minyak solar senilai Rp1.000 per liter dan juga subsidi LPG 3 kilogram sebesar 8 juta metrik ton.
Bambang menambahkan, pihaknya juga menyepakati asumsi subsidi listrik untuk 2023 sebesar Rp72,33 triliun.
Lebih lanjut, Komisi VII DPR juga menyepakati untuk asumsi sektor energi pada tahun depan yakni terkait dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) US$95 per barel.
Bambang menuturkan, untuk asumsi produksi siap jual atau lifting gas bumi sebesar 1,1 juta barel setara minyak per hari, sedangkan asumsi lifting minyak bumi yang disepakati untuk tahun depan adalah sebesar 660.000 barel per hari.
“Asumsi lifting migas untuk 2023 adalah 1,76 juta BOEPD,” ujarnya.