Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan penghasil produk makanan dan minuman (mamin) Nestle gelontorkan investasi senilai US$220 juta untuk pembangunan pabrik di Bandaraya, Batang, Jawa Tengah.
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu mengatakan pabrik yang dibangun tersebut rencana beroperasi pada Maret 2023 untuk memproduksi produk siap minum, seperti minuman kaleng.
"Produk siap minum atau ready to drink tersebut akan dijual 100 persen fokus untuk pasar dalam negeri," kata Sufintri di Jakarta pada Rabu (7/9/2022).
Perusahaan menargetkan pabrik baru di Batang, Jawa Tengah, tersebut dapat mengisi gap produksi minuman kaleng yang dikatakan sampai dengan saat ini masih diimpor, salah satunya dari Malaysia.
Targetnya, jelas Sufintri, perusahaan dapat memproduksi di dalam negeri sebanyak 95 persen produk minuman siap minum yang dijual di pasar Tanah Air.
Dia menambahkan, investasi senilai US$220 juta tersebut juga dialokasikan untuk perluasan 3 pabrik. Perusahaan juga mencatat, investasi di Batang itu merupakan kucuran modal kedua yang dilakukan sejak 2019.
Baca Juga
Pada 2019, Nestle mengucurkan modal senilai US$100 juta untuk perluasan 3 pabrik. Sejauh ini, perusahaan mengoperasikan pabrik di 3 wilayah, antara lain Karawang, Jawa Barat; Pasuruan, Jawa Timur; dan Lampung.
Pada semester I/2022, realisasi investasi di sektor makanan dan minuman tercatat cukup impresif. Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan nilai realisasi investasi di sektor tersebut masuk ke dalam 5 besar dengan nilai mencapai Rp42 triliun atau 7,2 persen dari total modal yang ditanam.
Industri makanan dan minuman (mamin)Tanah Air meraup investasi paling besar dari skema penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai mencapai Rp24,2 triliun.