Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Truk Jangan Naikkan Tarif Logistik Dulu, Ini Dampaknya

Eksportir dan importir berharap pengusaha truk tak menaikkan tarif logistik karena bisa berdampak terhadap harga secara nasional.
Sebuah truk peti kemas melintas di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sebuah truk peti kemas melintas di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (21/7/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha eksportir dan importir berharap pengusaha truk tidak menaikkan tarif angkutan logistik secara sepihak sebagai dampak harga BBM naik.

Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) DKI Jakarta Irwandi MA Rajabasa menilai penaikan BBM jenis Solar bersubsidi yang telah diumumkan oleh Pemerintah tidak serta merta sebanding dengan besaran persentase terhadap kenaikan tarif truk angkutan barang dan logistik.

"Mestinya dibicarakan terlebih dahulu dengan penggunanya, dalam hal ini pemilik barang, karena multiplier effect-nya akan sangat membebani biaya logistik secara nasional," ujarnya, Senin (5/9/2022).

Irwandi berpendapat besaran kenaikan tarif harus dihitung lebih komprehensif. Berdasarkan perhitungannya, naiknya tarif angkutan barang dan logistik mencapai 25 persen terlampau tinggi dan tidak rasional.

"Kami eksportir keberatan dengan itu, makanya mari kita duduk bersama. Kami bukan anti kenaikan tarif itu, tetapi coba dihitung yang lebih komprehensif supaya tidak terlampau membebani dunia usaha," tekannya.

Dia juga menegaskan bahwa multiplier efek dari penaikkan tarif angkutan barang dan logistik akan turut mengerek pelemahan daya saing komoditi ekspor nasional khususnya di pasar global.

Dia mengatakan, saat ini kebijakan pemerintah RI dalam memacu kinerja ekspor nasional dinilai sudah cukup tepat. Hal ini terbukti dengan masih tumbuhnya nilai ekspor Indonesia selama periode semester pertama tahun ini.

Oleh karena itu, ujarnya, persoalan tarif angkutan barang dan logistik jangan sampai justru membebani kinerja ekspor nasional.

Dia pun cukup bersyukur lantaran kinerja ekspor nasional masih terus tumbuh sepanjang periode semester pertama tahun ini. Pertumbuhan ekspor itu tidak lepas dari dukungan kebijakan Pemerintah yang cepat mengakomodir kepentingan para eksportir nasional.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Erwin Taufan, mengatakan penaikkan tarif angkutan barang dan logistik oleh operator trucking sebesar 25 persen terlalu memberatkan.

"Menurut GINSI, penaikkan tarif angkut sebesar 25 persen itu terlalu tinggi. Jangan main sepihak langsung saja, idealnya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan para pemilik barang, dalam hal ini eksportir dan importir," tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper