Bisnis.com, JAKARTA – Kesepakatan AS-China yang menurunkan tarif sementara memberikan angin segar bagi eksportir China yang terkatung-katung sejak dimulainya perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Usai negosiasi Jenewa, Bea masuk sebesar 145% yang ditetapkan pemerintahan Donald Trump atas sebagian besar impor China akan dipotong menjadi 30% pada tanggal 14 Mei, sementara pungutan balasan China sebesar 125% atas barang-barang AS akan turun menjadi 10% selama periode tenang selama 90 hari.
Pemerintah AS juga menurunkan tarif “de minimis” dari 120% menjadi 54% untuk paket kecil yang sebelumnya dibebaskan dari bea masuk. Tarif baru ini telah menyebabkan penyesuaian harga di platform e-commerce seperti Shein Group Ltd. dan Temu milik PDD Holdings Inc.
Bagi salah satu produsen alat kesehatan di Shanghai, meredanya tensi dagang memungkinkan perusahaan membatalkan rencana pemutusan hubungan kerja dan penutupan lini produksi yang semula dijadwalkan akhir bulan ini.
Pang Ling, manajer penjualan perusahaan tersebut, mmengatakan perusahaannya tidak perlu memberhentikan siapa pun sekarang. Perusahannya tersebu tmempekerjakan ratusan orang dan memperoleh sekitar setengah dari US$70 juta pendapatan tahunannya dari pasar AS.
“Saya kembali optimistis terhadap penjualan ke AS tahun ini,” ujar Ling seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/5/2025).
Baca Juga
Banyak pabrik China yang memproduksi berbagai macam barang ekspor mulai dari mesin kopi hingga celana yoga telah menghentikan pengiriman ke AS dan menghentikan jalur perakitan — dengan beberapa beroperasi hanya tiga atau empat hari seminggu — setelah Presiden Donald Trump menunjuk China untuk tarif yang sangat tinggi pada bulan April.
Permintaan melonjak untuk banyak produk buatan China di platform e-commerce seperti Shein Group Ltd. dan Temu milik PDD Holdings Inc. sebelum tarif mulai berlaku. Penjualan di kedua platform tersebut anjlok setelahnya.
Namun, bahkan ketika China mulai merasakan kesulitan ekonomi, Presiden Xi Jinping melihat lonjakan nasionalisme di daratan China yang mendorongnya untuk tidak tunduk pada AS. Pada saat yang sama, Trump menghadapi tekanan yang semakin besar dari lobi bisnis, pelaku pasar, dan anggota partainya.
Bagi Sun Yang, yang memiliki bisnis penjualan peralatan lukis wajah dan tubuh seperti kuas dan palet warna di pasar daring Temu, penurunan tarif ini tidak akan lama lagi terjadi karena ia melihat persediaannya menyusut di gudang-gudang di AS, yang merupakan tempat penjualannya.
"Seluruh kantor kami berteriak 'hore!' saat membaca berita itu," kata Sun dari kantor pusat perusahaannya di Shenzhen dekat Hong Kong.
Sun melihat pertumbuhan penjualan dua digit dalam dua bulan terakhir karena konsumen Amerika menimbun produk sebelum harga meroket.
“Kembali ke 30% berarti kita tidak memiliki tekanan dari kenaikan harga di masa mendatang,. Saya berharap konsumen dapat memperoleh lebih banyak kepercayaan diri dan kembali berbelanja lagi," kata Sun.
Dengan gencatan senjata dalam perang dagang AS-China, pengusaha pengiriman barang yang berkantor pusat di Guangzhou, Bruce Wen, memperkirakan akan ada banyak pesanan baru dalam beberapa hari ke depan — setelah April yang sangat sepi.
“Semua pelabuhan akan kembali sibuk,” kata Wen, yang mengirimkan segala hal mulai dari peralatan dapur hingga rangka pelat nomor dekoratif. “Sebenarnya, kami sudah mulai melihat beberapa klien yang mendesak kembali dalam dua minggu terakhir, sekarang akan ada lebih banyak lagi dalam beberapa minggu mendatang.”
De-eskalasi tersebut mendorong Lily Lu, pemilik eksportir aksesori pakaian di provinsi pesisir timur Zhejiang, untuk merencanakan panggilan telepon dengan pelanggan AS-nya.
“Saya akan menghubungi klien AS saya malam ini untuk mengetahui pendapat mereka dan apakah mereka ingin melanjutkan beberapa pesanan,” katanya.
Sementara itu, beberapa pihak lain lebih berhati-hati tentang bagaimana hubungan dagang China-Amerika dapat berkembang. Chen Lei, seorang manajer rantai pasokan untuk produsen peralatan yang dijual oleh pengecer AS seperti Walmart Inc. dan Costco Wholesale Corp. mengatakan, 90 hari terlalu singkat untuk membicarakan penyesuaian strategi untuk menempatkan pesanan baru dan menegosiasikan harga baru.
“Masih terlalu berisiko dan tidak rasional bagi klien utama AS mana pun untuk menempatkan pesanan baru dalam jumlah besar,” kata Chen, berbicara dari kantornya di Foshan.
Dia menambahkan bahwa bukan hal baru bahwa pemerintah AS mengumumkan sesuatu di pagi hari dan berubah total di sore hari.