Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksportir Minta Pemerintah Diplomasi Dagang dengan AS, Antisipasi Dampak Kebijakan Trump

Para eksportir mengharapkan pemerintah bisa mencegah agar Donald Trump tidak 'menghukum' Indonesia dengan menaikkan tarif impor yang signifikan.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) meminta pemerintah melakukan diplomasi dagang dengan pemerintah Amerika Serikat guna memitigasi kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.

Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno menyampaikan bahwa Indonesia merupakan partner dagang yang moderat dan AS masih memiliki kepentingan di Indonesia untuk minyak bumi dan gas serta tembaga, emas, serta nikel.

“Pelaku usaha akan meminta pemerintah lakukan diplomasi dagang untuk Trump tidak menghukum Indonesia dengan kenaikan tarif yang signifikan,” kata Benny kepada Bisnis, Selasa (25/3/2025).

Sebagaimana diketahui, Trump bersiap mengumumkan lagi kebijakan retaliasi terhadap negara lain termasuk Indonesia yang diumumkan pada 2 April 2025. Kebijakan itu berupa penerapan fair reciprocal plan untuk menetapkan tarif perdagangan secara timbal-balik terhadap negara lain.

Di sisi lain, eksportir mengharapkan pemerintah untuk mencari mitra dagang baru melalui perjanjian dagang yang dimulai dengan Preferential Trade Agreement (PTA) dan perjanjian perdagangan bebas (Free Tariff Agreement/FTA). 

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat meninjau ulang FTA dan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) yang sudah ada.

Dia juga mendorong pemerintah untuk segera merampungkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa  (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA).

“Ini sangat penting untuk diselesaikan karena akan mendongkrak ekspor hasil komoditi industri padat karya,” ujarnya. 

Sementara itu Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengharapkan Indonesia tidak terdampak kebijakan tarif perdagangan Trump.       

Budi mengatakan, alih-alih mengambil tindakan seperti yang dilakukan Kanada dan Uni Eropa, Indonesia berupaya agar AS tetap menjaga hubungan dagang dengan Negeri Paman Sam tersebut.

“Kalau kita lihat respons dan tindakan negara mitra AS saling balas membalas. Kita sebenarnya enggak ingin begitu, tetapi kita ingin berteman saja bagaimana supaya mereka tetap menerima pasar kita,” kata Budi saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (25/3/2025).

Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai upaya agar tidak terdampak kebijakan Trump. Diantaranya, dialog strategis Indonesia-AS sebagai platform kerja sama ekonomi dan diplomasi perdagangan.

Selain itu, memperkuat komunikasi dan lobi strategis melalui utusan khusus, eksplorasi perjanjian dagang terbatas untuk pengurangan tarif dan penyelesaian isu non tarif yang menjadi kepentingan kedua negara.

Pemerintah juga berencana mere-aktivasi dan memperbaharui Indonesia-US Trade and Investment Frame Agreement (Indonesia-US TIFA) yang dibentuk pada 1966, serta memperkuat kerja sama investasi di berbagai sektor strategis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper