Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya Logistik, Kemenhub Genjot Angkutan Perintis Laut dan Udara

Kemenhub tingkatkan integrasi transportasi laut dan udara untuk menekan biaya logistik, targetkan penurunan biaya hingga 12,5% dari PDB pada 2029.
Penumpang bersiap naik ke kapal Perintis Tol Laut KM Amukti Palapa di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/1/2024). - BISNIS.
Penumpang bersiap naik ke kapal Perintis Tol Laut KM Amukti Palapa di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/1/2024). - BISNIS.
Ringkasan Berita
  • Kemenhub memperkuat integrasi transportasi laut dan udara melalui angkutan perintis untuk menekan biaya logistik dan mendukung kawasan ekonomi strategis.
  • Jumlah trayek angkutan laut perintis meningkat dari 3 trayek pada 2015 menjadi 39 trayek pada 2025, sementara angkutan udara perintis kini menghubungkan 164 bandara di 27 provinsi.
  • Target penurunan biaya logistik adalah mencapai 12,5% dari PDB pada 2029, turun dari 14,29% pada 2022 dan 13,52% pada tahun ini.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkuat integrasi antarmoda transportasi laut dan udara melalui angkutan perintis untuk menekan biaya logistik.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Lollan Andy Panjaitan menekankan pentingnya dukungan integrasi transportasi terhadap kawasan yang menggerakkan perekonomian seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).

"Kami ada beberapa contoh yang saat ini sedang terus berjalan, seperti Kawasan Industri Sei Mangkei yang terletak di Selat Malaka, ini merupakan salah satu rute perdagangan utama di dunia," kata Lollan dalam keterangannya, dikutip Rabu (6/8/2025).

Dia menjelaskan Ditjen Perhubungan Laut terus menggenjot program angkutan laut perintis barang dalam hal integrasi dan konektivitas. Jumlah trayek atau jalur yang dilayani pun terus bertambah dan merambah berbagai wilayah Indonesia.

Pada 2015, lanjutnya, angkutan perintis laut total hanya melayani 3 trayek dengan 11 pelabuhan dan 3 kapal. Kini telah berkembang menjadi 39 trayek dengan 104 pelabuhan dan 39 kapal pada 2025.

Sementara itu, Direktur Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Syamsu Rizal mengatakan bahwa integrasi transportasi dapat mendukung efisiensi logistik. Efisiensi ini akan berdampak pada penurunan biaya logistik dan pada akhirnya menurunkan disparitas harga di berbagai wilayah Indonesia.

"Target kita adalah menurunkan biaya logistik hingga mencapai 12,5% dari Produk Domestik Bruto [PDB]," kata Syamsu Rizal.

Dia menuturkan pada 2022, biaya logistik masih 14,29% dari PDB. Pada tahun ini menjadi 13,52% dari PDB, dan targetnya menjadi 12,5% dari PDB pada 2029.

Ditjen Perhubungan Udara mencatat hingga kini, angkutan udara perintis telah menghubungkan 164 bandara, 78 lapangan terbang, 27 provinsi, dan 121 kabupaten/kota.

Sejak 2011 hingga Juni 2025, angkutan udara perintis telah mengangkut 3.236.977 penumpang. Sementara, sejak 2018 hingga Juni 2025, angkutan udara perintis telah mengangkut 36.262 ton kargo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro