Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Suku Bunga BI Bisa Ganggu Kinerja Manufaktur, Ini Harapan Pengusaha

Kenaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dikhawatirkan akan mempengaruhi aliran kredit bagi usaha produktif.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA- Kalangan pengusaha berharap pemerintah dapat menahan laju kenaikan suku bunga pinjaman sektor riil. Sebab, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa mengganggu kinerja manufaktur.

"Khususnya, agar suku bunga pinjaman riil tidak naik melebihi basis poin kenaikan suku bunga acuan," Kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani kepada Bisnis, Kamis (25/8/2022).

Pemerintah, sambungnya, perlu memastikan agar kenaikan beban pinjaman di sisi pelaku usaha bisa lebih proporsional serta masih affordable. Terutama dalam kondisi pemulihan seperti saat ini.

Dengan demikian, tambah Shinta, pelaku usaha akan cukup percaya diri untuk melakukan ekspansi usaha dalam jangka pendek-menengah serta terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kendati demikian, dia belum bisa memastikan apakah kenaikan suku bunga acuan akan langsung ditransmisikan ke suku bunga pinjaman sektor riil.

"Namun, kalau dilihat secara historis, hampir otomatis naik dan kenaikannya biasanya lebih tinggi dari besaran kenaikan suku bunga acuan," jelasnya.

Dia mengakui kenaikan suku bunga BI menjadi 3,75 persen membuat pengusaha khawatir akan terjadinya pelambatan kinerja sektor riil dalam jangka pendek, khususnya manufaktur.

Shinta menilai kenaikan suku bunga acuan akan memicu kenaikan beban pinjaman pelaku industri yang sebelumnya sudah dihimpit oleh beberapa hal lain.

Di antaranya, jelas Shinta, peningkatan overhead cost dari faktor-faktor seperti harga komoditas global, impor bahan baku, logistik, dan lain-lain.

"Tentu saja kenaikan suku bunga ini hal yang tidak mengenakkan dan kurang berkenan untuk pelaku usaha," kata Shinta.

Dia menjelaskan para pelaku industri mengkhawatirkan efek negatif kenaikan suku bunga terhadap pertumbuhan kinerja ataupun produktivitas sektor riil, serta penciptaan lapangan kerja dalam jangka pendek.

Sebab, sambungnya, kenaikan suku bunga akan mendesak pelaku usaha untuk mengambil kembali langkah penghematan alias efisiensi. Bahkan, kata Shinta, menunda ekspansi bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper