Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asing Bakal Dorong Pertumbuhan Pasar Properti RI, Apa Saja?

Proyek investasi asing di sektor industri dan logistik dapat memperkuat pertumbuhan pasar properti di Indonesia.
Masterpland Batang Industrial Park (BIP), salah satu proyek kawasan industri di Batang, Jawa Tengah, besutan emiten properti  PT Intiland Development Tbk (DILD). /Intiland.
Masterpland Batang Industrial Park (BIP), salah satu proyek kawasan industri di Batang, Jawa Tengah, besutan emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD). /Intiland.

Bisnis.com, JAKARTA -- Konsultan properti Colliers memproyeksi pasar properti di Indonesia akan ditopang sejumlah proyek investasi asing yang semakin gencar dilakukan lewat sektor industri dan logistik.

Berdasarkan Market Report Asia Pacific Q2/2022 yang di rilis Colliers produk perumahan dan gudang logistik akan menjadi penggerak utama di kuartal III/2022.

Kepala Pasar Modal & Layanan Investasi Colliers Indonesia Steve Atherton meyakini investasi asing di segmen industri dan logistik akan terdorong oleh sejumlah investor asing yang menanam modal besar.

"Segmen industri dan logistik diharapkan untuk menerima dorongan lebih lanjut melalui sejumlah investasi asing yang cukup besar," kata Steve dalam keterengannya, dikutip Sabtu (13/8/2022).

Steve menyebutkan beberapa proyek investasi asing di Indonesia yang dapat berdampak pada sektor properti.

Beberapa di antaranya, yaitu sebuah konsorsium yang dipimpin LG Korea Selatan yang mencakup pemurnian nikel hingga produksi sel baterai dengan nilai investasi US$9 miliar.

Tak hanya itu, dia juga menyebutkan proyek Contemporary Amperex Technology yang produsen baterai berbasis di China yang sebelumnya dikabarkan menanam modal US$6 miliar pada bulan April lalu.

"Jika rencana Indonesia untuk memanfaatkan cadangan nikelnya -yang terbesar di dunia- untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) terwujud, dorongan yang dihasilkan terhadap ekonomi akan berdampak positif pada sektor properti negara," tambahnya.

Meski begitu, dia menyadari saat ini kondisi pasar properti secara keseluruhan masih dalam tahap wait and see.

Pasalnya, pengembang masih mengeluhkan dampak konflik Ukraina-Rusia yang mendorong harga bahan bangunan seperti semen, besi, baja, alumunium, dan tembagay.

Di sisi lain, Steve optimis melihat harga komoditas yang melonjak seperti batu bara, minyak sawit, dan bijih logam. Hal tersebut dapat menjadi sinyal positif untuk sektor properti tanah air.

"Ini menjadi pertanda baik bagi pasar properti negara yang biasanya berkinerja baik ketika pasar komoditas lokal naik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper