Bisnis.com, JAKARTA – Colliers Indonesia menyebut pasar perkantoran di Jakarta masih belum pulih sepenuhnya. Alhasil, pengembang memilih untuk menunda rencana pembangunan proyek baru.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, menjelaskan meski secara umum kinerja pasar perkantoran mulai menunjukkan perbaikan, tapi ekosistem bisnis dinilai belum mendukung untuk pelaku melakukan perluasan.
Ferry mengatakan lambatnya penyerapan hingga sulitnya mengerek harga sewa kantor menjadi salah satu hal yang mendorong pengembang cenderung wait and see.
“Ketidakpastian penyerapan pasok membuat kehati-hatian pengembang untuk tak memulai proyek baru, walau peluang itu ada,” kata Ferry dalam Konferensi Pers, Senin (14/4/2025).
Sejalan dengan hal itu, Ferry menyebut total pasokan ruang perkantoran baru di sepanjang 2025 hanya akan tumbuh tipis 1% dibandingkan dengan total pasokan di 2024. Namun demikian, total pasokan baru itu bakal dikontribusi oleh gedung-gedung di luar kawasan pusat bisnis atau Central Business District (CBD) Jakarta.
Sementara itu, hanya terdapat 2 proyek baru yang bakal menyumbang pasokan ruang perkantoran di area CBD Jakarta, keduanya yakni Indonesia 1 dan Two Sudirman yang bakal rampung sepenuhnya pada 2028.
Baca Juga
Dalam laporannya, area perkantoran di CBD Jakarta pada periode 2025 hingga 2028 diprediksi mencapai 121.000 m2, sedangkan di luar CBD seluas 231.413 m2.
“Sebagian besar proyek gedung perkantoran di luar CBD telah dalam tahap akhir pembangunan. Sangat memungkinkan proyek tersebut akan beroperasi sesuai rencana,” ujarnya.
Okupansi Perkantoran
Secara kumulatif, hingga saat ini total pasokan area perkantoran yang tersedia masih ada di angka 11,2 juta meter persegi (m2). Perinciannya, seluas 7,4 juta m2 berlokasi di wilayah CBD sementara sisanya yakni 3,8 juta m2 berada di luar CBD.
Sementara dari sisi okupansi, area perkantoran di wilayah CBD hingga kuartal I/2025 ada di level 74,5% dari total area tersedia 7,4 juta m2. Sementara itu, okupansi area perkantoran non-CBD tercatat parkir di level 70,9% dari total seluas 3,8 juta m2.
Ferry menyebut tingkat okupansi itu secara rata-rata tumbuh moderat dibandingkan dengan Kuartal IV/2024 yang rata-rata ada di kisaran 70%.
Tanpa adanya pasokan baru, rata-rata tingkat hunian di CBD di sepanjang 2025 diperkirakan akan naik 2% dibandingkan 2024.
“Proyeksi hingga akhir 2025 permintaan perkantoran akan membaik, tapi levelnya sangat moderat. Jadi kita belum bisa harapkan bahwa sektor kantor ini akan pulih sepenuhnya sampai akhir tahun,” pungkasnya.