Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/BKPM mencatat, realisasi investasi di kuartal II/2022 mencapai Rp302,2 triliun atau tumbuh 35,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Total realisasi investasi senilai Rp302,2 triliun ini terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp139,0 triliun.
Jika dilihat berdasarkan lokasi investasi gabungan PMA dan PMDN, posisi pertama realisasi investasi di kuartal II/2022 ditempati oleh Jawa Barat sebesar Rp44,0 triliun. Pada kuartal sebelumnya, Jawa Barat berada di posisi kedua dengan realisasi investasi sebesar Rp39,5 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh DKI Jakarta dengan nilai investasi sebesar Rp40,1 triliun, diikuti Sulawesi Tengah Rp32,1 triliun, Jawa Timur Rp29,9 triliun dan Riau Rp20,7 triliun.
Bila melihat dari PMA saja, posisi pertama masih ditempati oleh Sulawesi Tengah dengan realisasi investasi sebesar US$2,2 miliar. Jawa Barat menempati posisi kedua dengan realisasi investasi sebesar RpUS$1,7 miliar, diikuti Maluku Utara US$1,3 miliar, DKI Jakarta US$0,9 miliar dan Jawa Timur US$0,8 miliar.
Sementara itu DKI Jakarta menempati urutan pertama realisasi PMDN kuartal II/2022 dengan realisasi sebesar Rp27,5 triliun, diikuti Jawa Barat Rp19,3 triliun, Jawa Timur Rp18,6 triliun, Riau Rp12,4 triliun dan Kalimantan Timur Rp9,2 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya, berdasarkan asal negara, posisi pertama masih ditempati oleh Singapura dengan realisasi investasi sebesar US$3,1 miliar.
Di urutan kedua, ada Tiongkok dengan nilai investasi mencapai US$2,3 miliar, diikuti Hong Kong US$1,4 miliar, Jepang US$0,9 miliar dan AS US$6,8 persen.
Kemudian, realisasi investasi berdasarkan sektor ditempati oleh sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasi mencapai Rp48,2 triliun.
Selain itu, ada pertambangan sebesar Rp22,0 triliun, perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp26,7 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp25,6 triliun dan industri makanan Rp22,4 triliun.